Pada zaman dulu, di sebuah negara, hiduplah seorang pria yang
dipanggil Leyangtsi. Ia mempunyai seorang istri yang sangat bijaksana
dan cerdas. Mereka hidup harmonis karena saling mencintai satu sama
lain.
Suatu hari, Leyangtsi dalam perjalanan pulang dari bekerja, menemukan sebongkah emas. Baginya, itu adalah harta yang sangat berharga. Karenanya, saking senang, ia pun segera berlari menuju rumah untuk memberitahukan penemuan itu pada istrinya. Ternyata, sampai di rumah, ia justru mendapat “sambutan” yang berbeda. Istrinya berkata, “Laki-laki sejati bahkan tidak akan pernah meminum air curian. Jadi bagaimana bisa kamu membawa emas yang bukan milikmu?” Mendengar ucapan itu, Leyangtsi pun terbuka kesadarannya. Ia segera mengembalikan emas itu ke tempat di mana ia menemukannya.
Begitulah, sang istri selalu mendampingi Leyangtsi dengan saling
mengingatkan satu sama lain. Hingga suatu ketika, Leyangtsi pergi untuk
belajar pada seorang guru, yang membuatnya berpisah dengan sang istri
untuk beberapa lama. Pada suatu hari, setelah mereka berpisah cukup
lama, Leyangtsi datang ke rumah. Saat itu, istrinya sedang menenun kain.
Melihat kedatangan yang tiba-tiba, sang istri bertanya dengan nada
khawatir, apa yang membuatnya kembali sebelum waktunya. Leyangtsi
menjawab, dirinya sangat sedih berpisah lama dengan istrinya, dan ia
sangat merindukannya.
Namun, sang istri ternyata bereaksi kurang sesuai yang diharapkan. Bahkan, tanpa diduga, sang istri mengambil gunting dan langsung memotong kain tenunan yang hampir diselesaikannya. “Aku tahu kamu memang mencintaiku, begitu juga sebaliknya. Tapi, seperti halnya kain ini, tak akan menjadi kain yang indah jika aku tak menyelesaikannya. Kalau hanya separuh saja, ini tak akan laku dijual atau tak akan bisa dipakai. Begitu juga denganmu. Saat kamu hanya menjalani setengahnya, ilmumu tak akan pernah cukup!” seru sang istri.
Leyangtsi pun sadar, ada kepentingan yang lebih besar daripada sekadar
memenuhi rasa kangen pada istrinya. Maka, ia pun berjanji, baru akan
kembali setelah menyelesaikan masa belajar dan mencetak prestasi yang
mengagumkan.
Netter yang LuarBiasa,
Kisah tadi mencerminkan bahwa pekerjaan apa pun yang kita mulai, harus kita tuntaskan, selesaikan dengan sebaik-baiknya. Maka
jika kita hanya setengah-setengah dalam berusaha tapi mengharapkan
hasil paling maksimal, tidak mungkin kita dapatkan! Persis seperti
kata-kata mutiara dalam bahasa Mandarin: 有头有尾 you tou you wei (ada kepala, ada ekor).
Hanya mereka yang punya komitmen, berani memulai, berani menuntaskan,
berikhtiar selangkah demi selangkah, berjuang terus menerus secara
konsisten, maka pasti impian kita, rencana kita, akan berbuah sukses
luar biasa!
Tiada ulasan:
Catat Ulasan