Pertandingan tinju yang akan digelar 17 Desember 2010 di Doubletree Hotel, Monroeville, Pennsylvania, AS, itu menjadi perhatian. Pertandingan itu akan mempertemukan antara Denis Douglin dan Matt Berkshire.
Pertandingan ini memang bukan perebutan gelar tinju kelas menengah, tetapi melihat rekor pertandingan Denis, sangat mungkin ia akan jadi juara dunia tinju kelas itu suatu saat nanti. Denis bertanding di tinju pro dengan rekor 11 kali menang (7 di antaranya KO) dan belum pernah kalah. Sedangkan Berkshire menang 11 kali, dua kali seri, dan dua kali kalah.
Selain memegang rekor bagus, Denis punya rekor lain. Dialah satu-satunya
petinju pro yang dilatih seorang perempuan, yaitu Saphya Douglin, yang
tak lain ibunya sendiri. Bagaimana seorang ibu bisa melatih anaknya
hingga bisa sehebat Denis?
Pada awalnya Denis tak mau dilatih sang ibu karena malu. Namun lama
kelamaan ia menyadari teori yang diberikan ibunya lebih ampuh dan
berpengaruh pada perkembangan tekniknya dibanding gurunya sendiri.
Ketika itu usianya masih belasan.
Saphya mengirimkan Denis ke sebuah sasana tinju ketika anaknya itu berusia 8 tahun. Pada awalnya ia melakukan itu agar anaknya tak jadi bulan-bulanan teman-temannya di sekolah. Ia memang menemukan muka anaknya bonyok setelah suatu perkelahian. "Saya mengirimkannya ke sasana agar ia bisa menjaga diri," kata Saphya.
Sementara anaknya belajar tinju di Gleason's Gym New York, Saphya pergi juga ke sasana tinju lain bernama Rivera Boxing Gym masih di kota New York. Ia berlatih ingin menjadi petinju pro. Namun keinginannya menjadi perempuan petinju gagal karena cedera dalam latihan. Meski begitu ia tetap ingin menekuni tinju. Karena jadi petinju tak mungkin, ia kemudian memilih jadi pelatih tinju. Dari sanalah ilmu bertinjunya ia peroleh.
Ketika anaknya berusia belasan tahun ia mulai tertarik melatih anaknya sendiri. Meskipun pada awalnya Denis sulit diyakinkan, akhirnya ia tahu, sang ibu merupakan pelatih bertangan dingin. Setelah menyadari kemampuan ibunya akhirnya ia memilih ibunya sebagai pelatih.
Hasilnya luar biasa! Pada tahun 2008 lalu ketika bertarung di jalur
tinju amatir, Denis berhasil menjadi juara nasional di ajang kejuaraan
tinjuGolden Gloves untuk kelas menengah ringan. Saat itu banyak yang
melihat Denis memiliki masa depan bagus di ring tinju. Setelah
kemenangan itu, mulai tahun 2009, ia memasuki tinju pro dengan harapan
kelak bisa menjadi juara dunia. Ia percaya ibunya bisa mengantarkannya
ke singgasana juara. Hal ini terlihat dari pencantuman tulisan "Da
Momma's Boy" di celana pendeknya kala bertinju. Ia tak malu lagi
mengakui ibunya sebagai pelatih.
Apakah sang "Anak Mama" ini bisa jadi juara dunia? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Sejauh ini ia dan ibunya sudah membuat catatan bagus.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan