Alkisah, ada seorang pemuda yang mengeluh kepada ayahnya bahawa hidupnya menderita dan ia tidak tahu jalan keluarnya. Ia lelah berjuang dan bergumul sepanjang waktu. Kebetulan ayahnya adalah seorang juru masak. Sang ayah membawa putranya
itu ke dapur. "Ayah, aku bukan mahu belajar memasak. Kenapa ayah
membawaku ke dapur?" keluh putranya. "Anakku, perhatikan saja yang ayah kerjakan", katanya sambil menuangkan
air ke dalam tiga panci berbeza, dan mendidihkannya. Setelah mendidih,
dimasukkannya lobak ke dalam panci pertama, telur ke panci kedua, dan
biji kopi ke panci ketiga. Kira-kira 20 minit kemudian, dengan
hati-hati, sang ayah menuangkan lobak di panci pertama ke sebuah
mangkuk yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Lalu, telur ditaruh di
mangkok lain dan air biji kopi dituangkannya ke dalam sebuah gelas. "Nah. Kamu lihat tadi. Tiga benda, lobak-telur-biji kopi, sama-sama
dimasukkan ke dalam air yang mendidih. Apa yang terjadi? Respons setiap
benda ternyata tidak sama.
1. Pertama lobak: Sebelumnya keras bukan? Tetapi setelah dimasukkan ke dalam air mendidih, lama-kelamaan berubah menjadi lunak.
2. Kedua telur: Dalam keadaan air mendidih, cairan dalam telur yang terlindungi cangkang tipis, akan mengeras.
3. Ketiga biji kopi: Ia perlahan mengubah kualiti air dan menciptakan sesuatu
yang baru dengan cara melebur menjadi satu dengan sifat air itu. Selain
itu, ia menaburkan wangi semerbak ke sekitarnya.
"Lobak, telur dan biji kopi diibaratkan sebagai tiga macam reaksi manusia terhadap rintangan dan halangan yang harus dihadapinya.
Seperti lobak, saat menemui rintangan, perlahan tapi pasti ia akan
melemah dan akhirnya tak berdaya. Sedangkan telur, saat menghadapi
halangan, akan berubah menjadi peribadi yang keras, kuat, dan tangguh.
Lebih hebatnya lagi, seperti biji kopi, dia mampu melebur dan bahkan
menyebarkan bau wangi berupa kebaikan dan kedermawanan kepada
orang-orang di sekitar pada situasi sesulit apa pun. "Kerana itu, Nak, dalam menjalani hidup ini, tidak peduli menghadapi
rintangan atau halangan apa pun, jangan pernah mengeluh dan bersedih.
Cuba fikirkan kembali tiga benda ini. Kamu boleh menjadi lobak, telur,
atau biji kopi. Pilihan ada di tanganmu."
Sahabat,
Kita tahu, sebuah masalah tidak akan selesai dengan bersedih hati dan berkeluh kesah terus-menerus. Sejatinya, hidup adalah akumulasi dari keputusan-keputusan kecil yang kita buat setiap waktu.
Apapun pilihan keputusan kita, akan menentukan sukses atau gagal di
kemudian hari. Oleh itu, mari kita pastikan, terus belajar dan berjuang
agar bijak dalam menentukan pilihan yang kita putuskan sertamampu
membawa kebaikan bagi diri sendiri dan sesama.
Kalau kita boleh memilih bahawa hidup ini adalah perjuangan, kita akan
optimis menyiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi apa pun, untuk
menciptakan sukses di kemudian hari.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan