02 Julai, 2012

TAKDIR DI TANGAN KITA


Di sebuah desa, ada seorang tua yang sangat dikenal. Namanya disebut-sebut sebagai seorang yang sangat bijaksana, tempat banyak orang bertanya tentang hal apa saja. Petuah dan nasihat si orang tua tersebut juga dianggap selalu tepat, sehingga ia sangat dihormati dan disegani.

Suatu ketika, ada dua orang pemuda yang ingin tahu dengan kebijaksanaan orang tua tersebut. Sebab, mereka mendengar bahawa petua dan wejangan si orang tua selalu manjur untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup. Mereka saling adu argumentasi tentang benar tidaknya berita tersebut. Maka, mereka pun ingin membuktikan kehebatan orang tua, apakah sesuai dengan yang dibicarakan orang atau tidak.

Hingga, petang yang cerah, mereka mendatangi orang tua bijak tersebut di kediamannya. Salah satu pemuda nampak membawa sesuatu yang sepertinya disembunyikan di tangannya. Ia menggenggam benda tersebut erat-erat, dan menaruhnya di belakang badannya, seolah tidak ingin memperlihatkannya pada orang tua tersebut. "Wahai Paman. Bolehkan aku bertanya?"

Si orang tua yang saat itu sedang bersantai kemudian menjawab, "Apa yang boleh kubantu?" "Kami yang muda ini ingin belajar mengetahui banyak hal sebagai bekal hidup nanti. Sayang, sampai saat ini kami belum menemui guru yang kami anggap tepat yang boleh memuaskan dahaga pengetahuan kami. Nah, kami mendengar Paman adalah orang paling bijaksana di desa ini," tutur salah satu pemuda. "Sebab itu, kami ingin bertanya kepada Paman."

Si orang tua hanya tersenyum mendengar ungkapan pemuda tadi. "Aku hanya orang biasa. Aku tak boleh mengajarkan apa-apa kepadamu Anak muda," jawab si orang tua merendah. "Aku hanya mencuba menjawab seboleh mungkin pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan orang kepadaku."

Mendengar jawaban tersebut, maka pemuda yang dari tadi menyembunyikan sesuatu di tangannya segera bertanya, "Kalau Paman memang boleh menjawab semua pertanyaan, cubalah jawab pertanyaanku ini. Aku sedang membawa belalang kecil di genggamanku. Apakah belalang di tanganku ini dalam keadaan mati atau hidup, wahai Paman?"

Sejenak, si orang tua menatap wajah pemuda itu dalam-dalam. Sembari tetap menebar senyum, ia pun lantas menjawab, "Anak muda, mati atau hidup  belalang itu ada di tanganmu. Kalau aku katakan belalang itu hidup, dengan mudah kamu genggam erat-erat hingga belalang itu mati. Tapi, kalau aku katakan belalang itu mati, dengan mudah pula kamu melepaskannya untuk hidup bebas. Sama juga dengan kehidupan. Semua sebenarnya ada dalam genggaman tangan kita sendiri. Melalui tangan kita sendirilah nasib ini ditentukan."

Mendengar jawaban penuh makna tersebut, si pemuda langsung melepaskan belalang yang tadi dalam genggamannya. Ia dan temannya segera meminta maaf pada si orang tua kerana lancang telah mencuba mengujinya. Mereka juga meminta agar boleh belajar lebih banyak tentang ilmu kehidupan pada si orang tua bijak.

Rakan UBK yang bijaksana,

Sebuah ajaran yang menyebutkan bahawa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang mengubahnya. Ini adalah sebuah ajaran sangat mulia yang menjadi cerminan bahawa sebenarnya kita sendirilah yang menentukan nasib. Apakah baik atau buruk, senang atau susah, gembira atau sedih, semua itu bergantung pada bagaimana kita menyikapi hidup dan kehidupan.

Seperti falsafah yang terus saya sebutkan, "Success is my right!" Sukses adalah hak setiap orang dan hak siapa saja yang menyedari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati. Unsur menyedari, menginginkan, dan memperjuangkan inilah sebenarnya yang menentukan nasib kita sendiri. Dengan sebuah kesedaran penuh tentang erti kesuksesan, serta dengan menjadikannya sebagai sebuah keinginan atau fokus besar yang menantang, kemudian memperjuangkan sepenuh hati, maka kesuksesan pasti akan kita raih.

Oleh kerana itu, kita sebenarnya mempunyai nasib atau takdir laksana sang belalang dalam genggaman. Hanya dengan tangan sendirilah kita boleh menentukan apa saja yang dapat kita raih. Melalui kekuatan diri sendiri pulalah kita boleh mewujudkan semua impian.
Maka, mari kita, 

Perkaya mental dengan terus berjuang tanpa henti untuk menentukan nasib sendiri! Kita lepaskan belenggu keinginan bergantung pada orang lain, dan menggantinya dengan tekad dan keyakinan diri sendiri, guna meraih sukses seperti yang kita dambakan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan