Di
sebuah desa, ada seorang tua yang sangat dikenal. Namanya disebut-sebut sebagai
seorang yang sangat bijaksana, tempat banyak orang bertanya tentang hal apa
saja. Petuah dan nasihat si orang tua tersebut juga dianggap selalu tepat,
sehingga ia sangat dihormati dan disegani.
Suatu
ketika, ada dua orang pemuda yang ingin tahu dengan kebijaksanaan orang tua
tersebut. Sebab, mereka mendengar bahawa petua dan wejangan si orang tua selalu
manjur untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup. Mereka saling adu
argumentasi tentang benar tidaknya berita tersebut. Maka, mereka pun ingin
membuktikan kehebatan orang tua, apakah sesuai dengan yang dibicarakan orang
atau tidak.
Hingga,
petang yang cerah, mereka mendatangi orang tua bijak tersebut di kediamannya.
Salah satu pemuda nampak membawa sesuatu yang sepertinya disembunyikan di
tangannya. Ia menggenggam benda tersebut erat-erat, dan menaruhnya di belakang
badannya, seolah tidak ingin memperlihatkannya pada orang tua tersebut.
"Wahai Paman. Bolehkan aku bertanya?"
Si
orang tua yang saat itu sedang bersantai kemudian menjawab, "Apa yang
boleh kubantu?" "Kami yang muda ini ingin belajar mengetahui banyak
hal sebagai bekal hidup nanti. Sayang, sampai saat ini kami belum menemui guru
yang kami anggap tepat yang boleh memuaskan dahaga pengetahuan kami. Nah, kami
mendengar Paman adalah orang paling bijaksana di desa ini," tutur salah
satu pemuda. "Sebab itu, kami ingin bertanya kepada Paman."
Si
orang tua hanya tersenyum mendengar ungkapan pemuda tadi. "Aku hanya orang
biasa. Aku tak boleh mengajarkan apa-apa kepadamu Anak muda," jawab si
orang tua merendah. "Aku hanya mencuba menjawab seboleh mungkin
pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan orang kepadaku."
Mendengar
jawaban tersebut, maka pemuda yang dari tadi menyembunyikan sesuatu di
tangannya segera bertanya, "Kalau Paman memang boleh menjawab semua
pertanyaan, cubalah jawab pertanyaanku ini. Aku sedang membawa belalang kecil
di genggamanku. Apakah belalang di tanganku ini dalam keadaan mati atau hidup,
wahai Paman?"
Sejenak,
si orang tua menatap wajah pemuda itu dalam-dalam. Sembari tetap menebar
senyum, ia pun lantas menjawab, "Anak muda, mati atau hidup belalang
itu ada di tanganmu. Kalau aku katakan belalang itu hidup, dengan mudah kamu
genggam erat-erat hingga belalang itu mati. Tapi, kalau aku katakan belalang
itu mati, dengan mudah pula kamu melepaskannya untuk hidup bebas. Sama juga
dengan kehidupan. Semua sebenarnya ada dalam genggaman tangan kita sendiri.
Melalui tangan kita sendirilah nasib ini ditentukan."
Mendengar
jawaban penuh makna tersebut, si pemuda langsung melepaskan belalang yang tadi
dalam genggamannya. Ia dan temannya segera meminta maaf pada si orang tua kerana
lancang telah mencuba mengujinya. Mereka juga meminta agar boleh belajar lebih
banyak tentang ilmu kehidupan pada si orang tua bijak.
Rakan
UBK yang bijaksana,
Sebuah
ajaran yang menyebutkan bahawa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum,
sebelum kaum itu sendiri yang mengubahnya. Ini adalah sebuah ajaran sangat
mulia yang menjadi cerminan bahawa sebenarnya kita sendirilah yang menentukan
nasib. Apakah baik atau buruk, senang atau susah, gembira atau sedih, semua itu
bergantung pada bagaimana kita menyikapi hidup dan kehidupan.
Seperti
falsafah yang terus saya sebutkan, "Success is my right!"
Sukses adalah hak setiap orang dan hak siapa saja yang menyedari, menginginkan,
dan memperjuangkan dengan sepenuh hati. Unsur menyedari, menginginkan, dan
memperjuangkan inilah sebenarnya yang menentukan nasib kita sendiri. Dengan
sebuah kesedaran penuh tentang erti kesuksesan, serta dengan menjadikannya
sebagai sebuah keinginan atau fokus besar yang menantang, kemudian
memperjuangkan sepenuh hati, maka kesuksesan pasti akan kita raih.
Oleh
kerana itu, kita sebenarnya mempunyai nasib atau takdir laksana sang belalang
dalam genggaman. Hanya dengan tangan sendirilah kita boleh menentukan apa saja
yang dapat kita raih. Melalui kekuatan diri sendiri pulalah kita boleh
mewujudkan semua impian.
Maka,
mari kita,
Perkaya mental dengan terus berjuang tanpa henti untuk menentukan nasib sendiri! Kita lepaskan belenggu
keinginan bergantung pada orang lain, dan menggantinya dengan tekad dan
keyakinan diri sendiri, guna meraih sukses seperti yang kita dambakan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan