14 Julai, 2012

KEDAMAIAN HATI

Alkisah, di sebuah kerajaan, sang Raja mengadakan sebuah sayembara. Hadiah berupa emas yang sangat berharga kepada rakyat yang boleh melukis tentang "kedamaian". Saat diumumkan, banyak seniman dan pelukis mencuba mengikuti sayembara dan berusaha sungguh-sungguh untuk memenangkan pertandingan tersebut.

Waktu yang dijanjikan pun tiba. Baginda Raja datang ke tempat para seniman melukis dan berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Di antara sekian banyak lukisan, hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukai baginda Raja, yang dianggap mampu mewakili tema tentang kedamaian dan sang Raja harus memilih satu di antara keduanya.

Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga itu bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian, gunung-gunung menghijau yang menjulang mengitari danau, di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arakan. Sungguh lukisan pemandangan alam yang sangat indah. Semua yang memandang lukisan ini  berpendapat, inilah lukisan tentang kedamaian jiwa bagi yang melihatnya.

Lukisan kedua pula menggambarkan pemandangan pegunungan. Namun tampak kasar, gundul, dan gersang. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai yang telah mereda. Di sisi gunung, ada air terjun deras yang berbuih-buih. Sekilas, lukisan itu sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian. Tapi, sang Raja melihat sesuatu yang menarik. Di balik air terjun itu tumbuh semak-semak menghijau di atas sela-sela bebatuan. Di antara semak-semak itu, tampak seekor induk burung pipit berada di atas sarangnya, sedang mengerami telurnya dan kelihatan sebuah kehidupan baru berupa anak burung pipit yang menetas dari pecahan telur. Benar-benar indah dan damai.

Lukisan manakah yang harus dipilih? Sang Raja memilih lukisan nombor dua sebagai pemenangnya. Ramai orang bertanya: mengapa lukisan itu yang dimenangkan oleh baginda Raja?

Baginda Raja menjawab dengan tenang, "Lihatlah burung pipit di dalam lukisan ini, mampu menggambarkan sebuah kedamaian,tanggung jawab, dan kehidupan baru. Lihat gambaran situasi alam yang buruk dan tidak mendukung, tetapi ibu pipit memenuhi segenap tanggung jawabnya, tetap mengerami telurnya hingga menetas.

Rakyatku, kedamaian itu bukan bermakna kita harus berada di tempat tanpa keributan, kesulitan, atau pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah suasana hati dan fikiran yang tenang dan damai. Meski kita berada di tengah-tengah keributan luar biasa namun tidak dipengaruhi keadaan luar. Kedamaian hati adalah kemampuan menjaga keseimbangan dan kebijaksanaan dalam segala situasi dan tetap mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik."

Semua yang mendengar perkataan raja pun dengan diam mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju.

Sahabat,
Mampu tetap merasa damai di tengah "kekacauan" atau situasi yang riuh rendah memang tidak mudah. Biasanya kita cenderung larut di dalamnya, bahkan mungkin menjadi semakin kacau dan berantakan.

Jika hati dan fikiran kita tidak mampu tenang, kita pun akan mudah terhasut, termakan isu-isu negatif dan hidup menjadi terombang-ambing. Oleh itu, kesempatan kita untuk merasakan kedamaian dan bahagia pun menjadi hilang. 

"Mari kita jaga hati dan fikiran sendiri agar selalu tenang dan damai sehingga kebahagiaan akan menjadi milik kita selamanya"

Tiada ulasan:

Catat Ulasan