28 Jun, 2012

PASIR DAN MUTIARA

 
 
Ada seorang anak muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi. Tanpa pengalaman, berbekal ijazah dan impian yang besar, dia mulai menapakkan langkah, mencoba terjun ke masyarakat dengan mencari pekerjaan. Dia mengirim banyak surat lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Sayang, harapannya tak sesuai kenyataan. Penolakan demi penolakan justru diterimanya. Tapi, saat diterima pun, ternyata pekerjaan yang didapat tidak sesuai dengan kemampuan dan kemahuannya.

Saat dia pindah ke perusahaan lain, dan kemudian berpindah lagi, keadaan pun tidak jauh berbeza. Kekecewaannya berulang lagi. Ia merasa kecewa pada perusahaan, kecewa pada diri sendiri, dan kecewa pada penerimaan orang lain terhadap dirinya yang tidak sesuai dengan harapannya. Semua itu menyebabkan dia semakin hari merasa semakin stres, dan akhirnya berniat mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri.

Untuk mewujudkan niatnya, dia memilih lautan sebagai tempat untuk bunuh diri. Setibanya di tepi laut yang berombak besar, segera niatnya dilaksanakan. Dia pun berlari mengejar ombak dan melemparkan dirinya ke dalam gelombang air pasang yang siap menelan tubuhnya. Tetapi usahanya gagal! Beberapa kali ia mencuba, juga gagal lagi.

Saat itu, ada lelaki setengah umur yang kebetulan melihat ulah si pemuda dan segera menghampirinya. Orang itu lantas bertanya kepadanya, "Hei anak muda, kenapa engkau mahu mengakhiri hidupmu dengan jalan pintas seperti ini?"

Dengan muka sedih dan kepala tertunduk, si pemuda menjawab, "Hidupku sungguh tidak bererti. Aku gagal! Aku kecewa pada perusahaan tempatku bekerja. Aku kecewa pada diriku sendiri. Aku juga kecewa pada masyarakat yang meremehkan dan memandang rendah diriku. Untuk apa lagi aku hidup seperti ini?" "Anak muda, caramu berfikir itu salah! Pantas kamu mengambil jalan pintas seperti ini. Lihatlah ini," bapak itu berkata sambil tangannya mengambil sejumput pasir dan kemudian melemparkan ke depan. Pasir itu pun segera terserak bersama pasir yang lain. Setelah itu, dia berkata, "Pungutlah pasir yang saya lempar tadi." "Ah, mana mungkin pasir itu boleh saya pungut lagi," jawab si pemuda keheranan, tak tahu apa maksud bapak itu menyuruhnya seperti itu.

Melihat pemuda itu tampak tak mengerti maksud perintahnya, bapak itu kemudian ganti mengambil suatu benda dari kantung sakunya dan berkata, "Sekarang, pungutlah mutiara ini." Paman itu lantas melemparkannya mutiara dari kantungnya, sama seperti pasir tadi. Dengan segera dipungutlah mutiara itu oleh si pemuda. Mudah sekali! "Nah anak muda, dirimu saat ini, sama seperti butir pasir di pantai, tidak berbeza dengan pasir-pasir yang lainnya. Kalau kamu ingin diakui keberadaanmu dan memperoleh perhargaan dari orang lain, maka jadilah seperti mutiara ini. Tetapi, untuk boleh menjadi mutiara, perlu waktu dan perjuangan yang tidak ringan. Maka, berhentilah mengeluh dan menyalahkan orang lain. Belajar dan poleslah diri dengan sungguh-sungguh dan jadilah mutiara di kemudian hari."

Si pemuda spontan menjabat erat tangan bapak itu, "Terima kasih Pak, saya memang salah. Sekarang saya sedar dan mengerti. Saya berjanji akan berubah dan memoles diri dengan keras untuk menjadi mutiara sejati." Maka, si pemuda segera bergegas, ingin memulai harinya yang baru dengan semangat untuk jadi mutiara yang berharga.

Rakan yang bijaksana,

Saat kita sedar dan mengerti bahawa meraih kesuksesan itu memerlukan proses dan perjuangan, maka mentaliti kita akan semakin kuat. Dengan keberanian, ketekunan, dan keuletan, kita siap menghadapi setiap rintangan yang muncul, untuk meraih kesuksesan dan kehidupan yang jauh lebih bernilai.

Mutiara yang indah lahir dari proses alam yang cukup lama. Demikian juga diri kita. Untuk menjadi orang yang dihargai, disegani, dan dihormati, juga perlu pengorbanan dan proses yang berliku dan memakan waktu lama. Tapi, dengan satu tujuan yang pasti, kerja keras, tekad baja, kita akan benar-benar menjadi mutiara yang berharga bagi diri sendiri dan orang lain.

Tidak ada sukses tanpa perjuangan. Tidak ada keberhasilan tanpa diiringi peluh keringat dan kerja keras. Maju terus dan poles diri dengan semangat pantang menyerah! Raih kesuksesan dengan langkah pasti!

NILAI SEBUTIR NASI

Dikisahkan di sebuah kerajaan kecil, sang raja mempunyai seorang anak yang sangat dimanjakan. Di hadapan raja dan permaisuri, sikap si pangeran kecil ini baik dan menyenangkan. Tetapi di belakang mereka, sikapnya berubah total menjadi anak yang kurang ajar. Merasa sebagai putera mahkota kerajaan, dia membesar menjadi anak yang tidak tahu sopan santun dan tidak mahu menghargai orang lain.
 
Walau dibenci dan dijauhi, tetapi pangeran kecil ini masih punya satu-satunya sahabat seusia yang setia kepadanya, iaitu anak laki-laki dari pengasuhnya. Suatu hari, pangeran kecil meminta si bocah untuk "menemaninya makan" siang di ruang makan istana. Dalam artian, si bocah diminta menunggu dan melihat si pangeran makan dari pojok ruangan.

Sesaat sebelum makan, pangeran kecil terlihat seperti menundukkan kepala seolah sedang berdoa. Sejenak kemudian, sang pangeran mulai melahap segala hidangan yang tersaji di meja makan. Semua jenis makanan dicubanya. Beberapa kali, ia hanya mencuil dan menggigit makananannya, lalu memuntahkan dan membuang sisanya di meja. 

Meja makan jadi berantakan dan sisa-sisa makanan berserakan di mana-mana. Sang pangeran seperti sedang mengolok-olok sahabatnya yang hanya berdiri memandangnya Tapi bukannnya merasa terhina, si bocah kecil itu malah tersenyum-senyum sedari tadi. Pangeran kecil pun jadi tersinggung! "Hai... apa yang kamu tertawakan? Dari tadi kamu tertawa-tawa melihat aku makan. Bahkan saat aku berdoa dan mengucap syukur, kamu juga tertawa." Kata si bocah kecil dengan berani, "Pangeran tadi berdoa dan mengucap syukur. Tapi cara makan dan memperlakukan makanan, agaknya tidak sesuai? Jadi, buat apa berdoa dan bersyukur sebelum makan?" "Ah... sok tahu kamu! Makananku berlimpah ruah. Aku boleh melakukan apa saja terhadap makanan itu," jawab pangeran kecil. "Ayo sekarang ikut aku ke gudang, aku akan tunjukkan berlimpahnya bahan makanan yang aku punya."

Maka, kedua sahabat itu pun segera pergi ke gudang bahan makanan kerajaan. Sesampai di gudang bahan makanan, ternyata ada seorang pegawai istana yang sedang menerima pajak beras dari beberapa petani. Maka, si pangeran berpura-pura menjadi raja yang bijak. "Hai...rakyatku.. terima kasih ya. Bagaimana tuaian padi kalian?" "Panen kali ini buruk sekali, Pangeran," jawab seorang petani, ketakutan. "Sawah ladang dihancurkan hama. Kami tidak tahu anak isteri kami besok makan apa. Kami, hanya bertahan hidup dengan sedikit makanan. Jadi, mohon ampuni kami yang hanya mampu mempersembahkan sekantung beras ini. Tetapi beras yang kami persembahkan ini adalah beras terbaik yang kami miliki."

Mendengar jawaban itu, pangeran kecil tersentak dan baru tersedar, Ternyata rakyatnya sangat menderita dan terancam kelaparan, sementara dirinya malah menyia-nyiakan dan membuang-buang makanan yang begitu berharga itu. Si pangeran kecil kemudian lari meninggalkan tempat itu kerana merasa malu pada diri sendiri. Dan sejak itu, perlahan-lahan tingkahnya berubah menjadi lebih sopan dan mau menghargai orang lain. Setiap kali hendak makan, ia mengingatkan dirinya sendiri, "Jangan sisakan sebutir nasi di piringmu!"
 
Pembaca yang bijaksana,

Sejak kecil, kita telah dididik untuk selalu berdoa dan mengucap syukur atas semua berkat yang diberikan Tuhan. Namun perlu diingat kembali, mengucap syukur bukan sekadar berdoa, bukan pula hanya sekadar melaksanakan formalitas. Tetapi lebih dari itu, rasa syukur kita harus disertai dengan sikap menghargai dan menghormati orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum butiran nasi yang kita makan sehari-hari memuaskan dan mengenyangkan perut kita, misalnya, fikirkan betapa banyak kerja dan kegiatan yang mendahuluinya. Bila kita mampu menghargai erti sebutir nasi serta orang-orang yang menghasilkannya, maka dasar pengertian dan kebijaksanaan itu akan melahirkan sikap mental positif dalam kehidupan kita.
Intinya, doa dan syukur harus didasarkan pada perbuatan nyata dan pengertian yang benar mengenai apa yang kita lakukan. Jika setiap doa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita disertai dengan pengertian kebijakan untuk menghargai segala usaha dan jerih payah orang lain, serta tidak menyia-nyiakan berkat yang sedang kita nikmati, niscaya, mereka kelak akan membesar menjadi orang-orang yang luhur budi pekertinya.

KEBIASAAN BERBUAT LEBIH

Orang yang biasa-biasa saja hanya akan menjadi orang rata-rata. Orang yang mahu berbuat lebih, lebih baik, lebih rajin, lebih tekun, lebih maksimum, akan jadi orang yang luar biasa di atas rata-rata.

Hampir semua pencapaian di dunia sebenarnya bukan dilakukan oleh orang yang benar-benar hebat. Tapi, dilakukan oleh orang biasa yang mahu menyisihkan waktunya lebih banyak daripada orang lain. Saat orang lain sudah pulang istirahat di rumah, orang yang luar biasa menambahkan sedikit waktu untuk mengerjakan pekerjaan lebih banyak. 

Saat rakan sepelatihan sudah kembali dari arena, atlet yang luar biasa menambahkan porsi latihannya sendiri untuk mempertajam kemampuannya. Saat anak buah sudah menyelesaikan tugas-tugasnya dan beralih kepada kegiatan lain di luar kerja, seorang pimpinan akan menambah jam kerjanya untuk mengevaluasi dan menyusun strategi guna maksimalisasi hasil usahanya.
 
Begitulah, orang-orang luar biasa selalu berkata lagi dan lagi. Tambah dan tambahkan lagi. Ia akan bekerja ekstra, berdaya juang di atas rata-rata, dan selalu menambahkan usaha di setiap yang dilakukannya. Konsistensinya untuk berbuat lebih dan lebih lagi akan membuka jalan bagi pencapaian dan pencapaian yang lebih banyak lagi.
 
Mari, terus kembangkan semangat berbuat lebih baik, lebih rajin, lebih tekun, lebih maksimal. Maka, hidup akan jauh lebih luar biasa!!

26 Jun, 2012

INI PUN AKAN BERLALU

Alkisah, ada seorang pengrajin emas yang sudah berumur dan terkenal di negeri itu. Selain keterampilan dan kehalusannya dalam membuat perhiasan, dia pun terkenal dengan kebijaksanaannya. Perhiasan yang dibuat acapkali dilatarbelakangi dengan cerita yang berpesan kemoralan.

Suatu hari, Raja menitahkan si pengrajin emas untuk datang menghadap."Paman pengrajin. Buatkan sebuah cincin untuk rajamu ini. Selain indah bentuknya, paman harus menuliskan pesan di dalam cincin itu," sabda baginda. "Siap baginda raja. 

Kalau boleh tahu, apakah yang harus hamba tulis di cincin itu?" tanya si pengrajin dengan bangga kerana kepercayaan baginda raja yang akan memakai cincin buatannya "Paman terkenal sebagai pengrajin emas yang hebat dan juga bijaksana. Nah..tuliskan di cincin itu, sesuatu yang boleh disimpulkan dari seluruh pengalaman dan perjalanan hidup paman. Agar rajamu ini boleh menjadikannya sebagai pelajaran penting dalam kehidupan mendatang. Jelas kan? Pulang dan kerjakan sebaik-baiknya. Raja akan memberikan hadiah yang bernilai bila paman berhasil memenuhi pesanan. Tapi bila tidak, ganjaran yang akan paman dapatkan!"

Sebulan kemudian, cincin yang indah dan berkilauan telah selesai dikerjakan. Dan yang kurang adalah tulisan yang diminta oleh sang Raja. Siang malam saat mengerjakan pesanan Raja, fikirannya juga sibuk memikiran tulisan di cincin. Melewati perenungan, puasa dan doa, perlahan, huruf demi huruf diukir dengan indah di cincin emas itu hingga membentuk sebuah kalimat pendek. Dengan keingintahuan yang besar, sang Raja melihat cincin sebagai sebuah maha karya yang indah dan sangat halus pembuatannya. Terdapat tulisan dengan huruf yang sangat cantik berbunyi: "Ini pun akan berlalu".
 
"Paman. Apa maksud tulisan ini? Apakah pengalaman dan perjalanan paman tidak bererti sehingga tertulis di situ ‘ini pun akan berlalu'? Jika bagi paman tidak bererti, apalagi untuk seorang Raja?" tanya sang Raja dengan nada gusar. "Ampun baginda. Hamba yakin, setiap kehidupan adalah sangat berharga, terlebih kehidupan seorang Raja, sangatlah bererti untuk kelangsungan hidup rakyat banyak. Sebagai Raja, baginda pasti menghadapi banyak masalah, dan hamba hanya ingin mengingatkan: ‘ini pun akan berlalu'; demikian juga saat kesenangan sedang dinikmati: ‘ini pun akan berlalu'. Dengan kata kunci itu, hamba yakin, baginda akan selalu bijaksana dalam menjaga keseimbangan dalam bersikap dan memimpin negeri ini". Raja mengangguk-anggukkan kepala sangat puas dengan jawaban itu dan memberikan hadiah yang sangat banyak untuk si paman pengrajin emas.

Pembaca yang bijaksana,

Keyakinan kita kepada Tuhan dan doa yang selalu kita panjatkan, membuat kita menjadi optimis dan menjalani hidup secara mantap. Sehingga saat kita tahu ‘ini pun akan berlalu', entah dalam peristiwa duka mahupun bahagia, kita teringat untuk selalu waspada dalam setiap langkah. Agar berlalunya setiap peristiwa, senentiasa meninggalkan jejak langkah yang indah dan bukan sesal yang menyertainya.

KUNCI UNTUK SUKSES

Alkisah, ada seorang pemuda yang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Sudah hampir satu tahun ini, ia belajar pada seorang guru yang paling bijaksana di negerinya. Ada sebuah pertanyaan yang menarik minatnya untuk ditanyakan kepada sang guru.

Suatu hari, kesempatan itu pun tiba dan tidak disia-siakan oleh si pemuda. Sang guru sedang beristirahat dan berada di ruang kerjanya, sendirian.

Sebelum memasuki ruangan, si pemuda meminta izin, "Maafkan saya, Guru. Apakah saat ini Guru sibuk?" "Sesibuk apa pun, guru selalu menyediakan waktu untuk murid-muridku. Apa yang ingin kamu tanyakan anakku?" tanya sang guru, mempersilakan si pemuda masuk.

Setelah duduk, si pemuda langsung mengungkapkan isi hatinya, "Guru, saya memang ingin bertanya satu hal yang sudah lama terpendam dalam benak saya." "Katakan saja."

"Guru, apakah kunci kesuksesan? Saya belajar dari guru selama ini, tentunya ingin sukses dalam kehidupan ini." Sejenak sang guru mengamati muridnya itu sebelum menjawab: "Pertanyaan yang baik. Setiap orang tentu ingin sukses. 

Pertanyaannya: Apakah sukses itu?"
Tanpa menunggu jawaban dari muridnya, sang guru melanjutkan: "Sukses adalah sebutan dari hasil akhir, sesuai dengan yang ditargetkan. Sebaliknya dengan gagal, adalah sebutan dari hasil akhir yang tidak sesuai dengan target. Nah, apa targetmu, tentukan terlebih dahulu. Setelah itu, ada 3 hal penting yang harus kamu lakukan dalam perjalanan mengejar target tadi."

Dengan mata berbinar, si pemuda berkata, "Apa sajakah itu, Guru?" "Jika kamu boleh lebih rajin, belajar, bertanya dan melakukan dibanding orang lain, maka 50 peratus jaminan kesuksesan sudah di tanganmu." Si pemuda mencatat baik-baik jawaban sang guru di fikirannya.

"Kedua, jika kamu boleh bersikap jauh lebih jujur daripada orang lain, kamu akan mendapatkan lagi 20 peratus tambahan jaminan kesuksesan."

Si pemuda penuh semangat bertanya, "Lalu, sisanya yang 30 persen, Guru?" tanya si pemuda tidak sabar melihat sang guru tak kunjung melanjutkan kalimatnya.

Sang guru mengacungkan sebuah pensil di hadapan si pemuda. "Sisanya boleh kamu temukan di sini." Si murid mengamati pensil dan berkata, "Ada apa dengan pensil itu?"

Tanpa menjawab pertanyaan muridnya, sang guru menyentuhkan bahagian hujung pensil yang tumpul ke lengan si pemuda. Si pemuda diam tidak mengerti. Tiba-tiba sang guru membalikkan pensil dan hujung runcingnya ditusukkan ke lengan si pemuda yang langsung terlonjak terkejut sambil berseru kesakitan.

Sambil tersenyum, sang guru menjelaskan: "Hujung yang runcing disebut fokus. Maka, arahkan segenap fikiran dan tindakan pada titik sasaran yang besar dan benar, dan 30 peratus sisa jaminan kesuksesan akan kamu peroleh jika kamu sungguh-sungguh fokus melakukannya."
Sahabat  yang luar biasa,

Tidak ada sukses yang instan. Pasti, ada faktor-faktor pendukung yang harus kita siapkan. Sukses perlu proses belajar dan berjuang. 
Saat kita menetapkan target, lebih rajin, jujur dan fokus, bukan bererti sukses langsung terhidang di 'piring perak' di hadapan kita. Semua perlu proses waktu menuju ke situ. Teruskan berjuang! Nikmati setiap prosesnya, agar sukses yang didapat lebih bermakna.

TANAM KEBAIKAN UNTUK HASILKAN KEBAIKAN

Dikisahkan,di keremangan senja, seorang pemuda bernama Alan. Perasaannya galau. Kilang tempatnya bekerja bangkrap dan dia belum juga mendapatkan pekerjaan tetap. Meski harus bekerja ala kais pagi makan pagi, ia tidak ingin meninggalkan kampung halamannya. Di kota kecil itu, minima dia sudah punya rumah kecil dan tentu, dia memiliki impian-impiannya.

Tidak jauh dari jalur tempatnya melaju, di pinggir jalan yang sepi, terlihat seorang nenek berdiri kedinginan di sebelah mobilnya yang rosak. Tanpa fikir panjang, ia langsung menepikan mobilnya, keluar, dan berjalan menghampiri perempuan tua itu. "Selamat malam, Bu. Ada yang bioleh saya bantu?" Alan menyapa dengan sopan. Bukannya menjawab, si nenek malah terlihat ketakutan kerana melihat penampilan Alan yang lusuh. "Jangan khuatir. Saya hanya mahu membantu Ibu," kata Alan menenangkan. 

Perempuan tua terlihat sedikit ragu, namun ia memberi Alan kesempatan untuk memperbaiki mobilnya. Alan pun membuka penutup/kap mobil dan mulai mencari sumber masalah. Kemudian dengan sigap dan cekatan, Alan mulai mencuba memperbaikinya sedangkan si nenek memperhatikannya dalam diam.

Setelah kurang lebih 30 minit, saat diiuji, ternyata mobil itu boleh hidup kembali! Dengan wajah lega, si nenek berucap gembira, "Terima kasih anak muda. Sungguh beruntung, bertemu dengan Anda. Berapa bayaran memperbaiki mobil yang harus saya bayar?" sambil tangannya sibuk membuka tas untuk mengambil wang. "Tidak Bu. Saya hanya sekadar membantu saja dan membantu bukanlah pekerjaan yang harus dibayar. Sungguh, saya ikhlas."

Melihat si nenek yang masih ingin tahu, Alan melanjutkan, "Jika Ibu ingin berterima kasih, tolong Bu, saat bertemu dengan orang yang perlu bantuan, bantulah dia. Itu sudah cukup buat saya"."Anak muda, terima kasih sekali lagi. Ibu akan mengingat-ingat pesanmu tadi. Semoga Tuhan yang akan membalas kebaikan hatimu," ujar si nenek dengan perasaan haru dan senang.  "Selamat jalan dan hati-hati di jalan ya Bu," ucap Alan melepas kepergian si nenek.

Tidak jauh dari situ, si nenek yang merasa lapar dan kedinginan, singgah di sebuah kedai kecil pinggir jalan untuk mengisi perut. Seorang perempuan muda yang sedang hamil, dengan senyum hangat, melayaninya dengan tulus dan ramah. "Kasihan gadis muda ini. Sedang hamil besar, tapi malam hari masih bekerja melayani tamu," batin si nenek sambil melirik wajah pelayan yang tampak kelelahan. Seketika dia teringat pada pesan Alan.

Ketika membayar makanannya, di bawah kertas bon, ia menyelipkan sejumlah besar wang beserta sekeping kertas kecil dengan tulisan pesan: "Gadis muda yang baik, anggaplah wang ini sebagai hadiah dari Ibu. Ibu pun pernah dibantu orang, pesan si penolong ibu teruskan padamu. Jika ingin membalas kebaikan saya, bantu saja orang lain yang sedang perlu bantuan."

Betapa tersentuhnya hati wanita muda itu! Kerana ia memang sedang perlu kos untuk melahirkan. Sesampainya di rumah, ia berbisik pelan penuh sayang pada suaminya, yang lelap tertidur menunggunya di kerusi tamu. "Alan, semua akan baik-baik saja. Tadi ada tamu seorang perempuan tua yang sungguh berhati mulia dan aku mendapatkan hadiah yang luar biasa untuk menghadirkan bayi kita."
 
Sahabat  yang Bijaksana,
 
Orang yang baik hatinya pasti akan mendapatkan imbalan yang baik pula dari Yang Maha Kuasa. Jangan memikirkan untung/rugi ketika mempunyai kesempatan untuk membantu orang yang memerlukankan bantuan.
 
Lakukan saja perbuatan baik secara spontan, dengan hati yang tulus dan ikhlas kerana hukum Tuhan tidak pernah salah. Apa yang kita tanam pasti akan kembali kepada kita pula, bahkan berkelimpahan.

APA YANG DITABUR, ITU YANG DITUAI

Pada suatu hari yang cerah, seorang guru muda berjalan melintasi sebuah desa. Walaupun usianya baru menginjak dasawarsa ketiga, namun kepandaian dan kebijaksanaannya terkenal di seluruh penjuru negeri.

Tiba-tiba saja, langkahnya dihentikan oleh seorang pemuda yang bertubuh tinggi besar, beraut wajah merah tampak marah dan tidak senang. "Hei," katanya kasar. "Anda itu tidak berhak mengajar orang lain..!"

Kemudian pemuda ini mulai berteriak menentang dan menghina guru muda ini. "Tahu tidak? Anda ini sama saja bodohnya dengan orang lain. Punyai kepandaian sedikit saja, sok tahu! Badan begitu kecil nyalimu cukup besar ya. Ayoo...kalau berani kita berkelahi!"

Kelihatan wajah tenang, sambil tersenyum sang Guru muda malahan balik bertanya: "Teman. Jika kamu memberi hadiah untuk seseorang, tapi seseorang itu tidak mengambilnya, siapakah pemilik hadiah itu?"
 
Si pemuda terkejut, kerana tiba-tiba diberi pertanyaan yang aneh. Spontan, ia menjawab lantang, "Pertanyaan bodoh! Tentu saja! Hadiah itu tetap menjadi milikku kerana akulah yang memberikan hadiah itu."

Guru muda ini tersenyum, lalu berkata, "Kamu benar. Kamu baru saja memberikan marah dan hinaan kepada saya dan saya tidak menerimanya, apa lagi merasa terhina sama sekali. Maka kemarahan dan hinaan itu pun kembali kepadamu. Benar kan? Kamu menjadi satu-satunya orang yang tidak bahagia. Bukan saya, kerana sesungguhnya, melampiaskan emosi kemarahan adalah sebuah proses menyakiti diri sendiri. Membangkitkan sel-sel negatif di dalam diri "

Pemuda itu terdiam, mencuba mencerna kata demi kata sang guru. Kepala dan hatinya seperti tersiram air dingin, ketika mendapat sebuah kesedaran baru. Sang guru muda melanjutkan. "Jika kamu ingin berhenti menyakiti diri sendiri singkirkan kemarahan dan ubahlah menjadi cinta kasih. Ketika kamu membenci orang lain, dirimu sendiri tidak bahagia bahkan tersakiti secara alami. Tetapi ketika kamu mencintai orang lain, semua orang menjadi bahagia."
 
Sahabat  yang bijaksana,
Saat kemarahan sedang menghampiri kita, tunda sejenak! Jangan biarkan dia lepas tanpa dikawal.Menghambur kemarahan adalah pantulan ketidakbahagiaan. Oleh itu, mari kita belajar mengembangkan kebahagiaan setiap saat. Dengan berbahagia, maka tidak akan muncul kemarahan dan kebencian. Tanpa kemarahan dan kebencian, tidak ada proses menyakiti diri sendiri dan sesama.

CINCIN HIKMAT

Alkisah, ada seorang ayah yang memiliki tiga orang putra, yang sama baiknya. Ia memiliki sebuah cincin yang dianggapnya bertuah, kerana sejak digunakan selalu membawa keberuntungan dan kesuksesan bagi dirinya. Si ayah yang telah lanjut usia merasa sudah saatnya mewariskan cincin bertuah miliknya. Tapi bagaimana memberikan satu cincin untuk 3 anak? Alangkah tidak adilnya, apabila hanya 1 anak yang mewarisi cincin keberuntungan tersebut, sedangkan 2 anak yang lain tidak.
 
Setelah berfikir cukup lama, ia pun pergi kepada seorang tukang emas untuk dibuatkan dua cincin yang sama persis dengan cincin keberuntungannya. Setelah siap, si ayah memanggil ketiga putranya dan berkata, "Anak-anakku, ayah mewariskan kepada kalian cincin hikmat  ini! Siapa saja yang memakainya, maka dia akan beruntung. Pakailah semua ilmu yang telah ayah ajarkan dan kenakan selalu cincin itu. Ayah yakin, masing-masing dari kalian akan selalu beruntung dan sukses seperti ayah."

Ada perasaan tidak puas di antara ketiga putranya itu, kerana mereka tahu bahawa hanya ada satu cincin yang asli. Tetapi mereka tidak tahu, siapa sesungguhnya, yang mendapatkan cincin asli. Setelah sang ayah meninggal, dengan rasa ingin tahu, mereka menghadap seorang hakim yang terkenal bijaksana untuk mengenal pasti mana cincin yang asli, sekaligus meminta jalan keluar.

Setelah mengamati ketiga cincin, hakim bijaksana itu berkata, "Sejujurnya saya tidak dapat menolong dan memberitahu kalian, yang mana cincin bertuah yang asli. Saya sebagai hakim menetapkan: pakailah cincin kalian masing-masing. Mulai sekarang, bekerjalah dengan baik, dengan keras, seperti yang ayah kalian ajarkan! Buktikan bahawa kalian adalah orang yang layak diberikan cincin keberuntungan oleh ayahmu kerana dengan memberikan cincin yang sama, ayah kalian mengharapkan kalian bertiga sama-sama beruntung dan meraih kesuksesan."

Ketiganya pun mengucapkan terima kasih dan pergi dari sana, sambil bertekad untuk membuktikan bahawa cincin yang dipakainya itu asli dan bertuah. Setelah beberapa tahun berlalu, sukses demi sukses mereka raih bersama. Akhirnya mereka pun sedar, dan mengerti, bahawa bukan cincin bertuah yang membuat mereka sukses, melainkan usaha pantang menyerah dari mereka sendirilah yang mampu membawa keberuntungan dan kesuksesan.
 

Sahabat,
Bukan sesuatu di luar diri kita, yang membuat kita sukses atau beruntung. Bukan cincin ajaib, pakaian khusus, jimat, atau apapun yang kita kenakan, yang menjadi penentu keberhasilan kita. Tetapi pola fikir, sikap mental, berikhtiar keras, serta doa yang pada akhirnya akan membawa keberuntungan dan kesuksesan.
 
Tuhan dan alam semesta telah memberikan kehidupan yang lengkap di dalam diri kita. Kita yang harus membuktikan bahawa anugerahNya itu mampu membuat kita beruntung, berhasil, dan bermanfaat bagi ramai orang.

MANGKUK BERLUBANG

Alkisah, suatu hari di sebuah negeri. Seorang raja yang terkenal dengan kesombongan dan keserakahannya, beserta para pengiringnya, berpapasan dengan seorang paman berpakaian lusuh layaknya seorang pengemis. Paman itu bergegas membungkuk hormat dan sang raja yang pagi itu sedang berbaik hati menyapanya, "Paman, apa yang hendak Paman minta?"

Si paman menjawab, "Yang Mulia bertanya kepada saya? Yang saya minta belum tentu Yang Mulia mampu mengabulkan." Dengan suara lantang sang raja berseru, "Sebutkan saja permintaanmu, tentu saja rajamu ini mampu memberi!"

Si paman menjawab tenang dan senyum, "Yang Mulia. Mohon maaf, jangan sembarang menabur janji dan perkataan." "Apapun juga, aku pasti mampu. Memang kamu meragukan? Rajamu ini adalah orang terkaya di seantero negeri." Dengan suara lantang, sang raja berseru.

Si paman itu mengeluarkan dan menyodorkan mangkuknya, "Paduka.. tolong isi ini." Raja menjadi geram. Segera, ia memerintahkan bendaharanya untuk mengisi penuh mangkuk dengan emas! Anehnya, emas yang diberikan bendahara tidak dapat mengisi penuh mangkuk. Bahkan tambahan berupa perhiasan berharga dan lain-lain habis dilahap mangkuk si paman. Ketika dicermati, mangkuk itu seolah tanpa dasar dan berlubang.

Sang raja terjatuh lunglai. Dia menyedari, sebagian besar hartanya telah lenyap ditelan mangkuk tak berdasar itu. Sambil terbata-bata, Raja bertanya, "Wahai paman, tolong jelaskan! Terbuat dari apakah mangkuk itu?" "Ampun Baginda Raja junjungan hamba. Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Sibuk menimbun harta kekayaan, tidak puas dengan yang apa yang telah dimiliki. Bukan hanya serakah pada harta benda semata, tapi juga kekuasaan. Bahkan rela mengorbankan hati nurani demi memuaskan nafsu duniawi."

Raja yang sedar dari kesalahannya bertanya lagi, "Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu agar manusia tidak serakah dan mengenal erti kepuasan?" "Tentu ada, iaitu rasa syukur akan apapun yang telah dimiliki dan dinikmati. Jika pandai bersyukur, alam semesta akan menambah berkat pada kita dan hidup kita pasti lebih sejahtera dan bermanfaat, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi sesama dan alam semesta. Pada saat itu, Baginda menjadi seorang Raja yang bijaksana, dicintai oleh rakyatnya dan dikenang sepanjang masa kerana kebaikan Baginda dan bukan kerana raja yang hanya menumpuk kekayaan bagi dirinya sendiri."

Dengan nada kelegaan, sang Raja berkata: "Terima kasih paman. Sungguh nasihat yang sangat bijak. Terima kasih sekali lagi."
 

Sahabat saya dalam UBK,

Mempunyai keinginan, mempunyai mimpi, ada fokus adalah hal yang wajar dialam kehidupan ini. Mampu menikmati setiap proses perjuangan adalah bahagian dari rasa syukur.

Mampu bersyukur dan puas diri dengan segala yang telah kita miliki akan menyedarkan kita untuk terus belajar dan saling berkongsi untuk hidup lebih bermakna.

BELAJAR BERSYUKUR

Begitupun dengan kepuasan kita, pernahkah kita merasa puas yang benar-benar puas atas segala apa yang kita peroleh? Dulu saat kita berjuang meraihnya, kita merasakan bahawa itu akan menjadi pencapaian tertinggi yang mungkin sulit kita capai lagi. 

Oleh itu kita sangat termotivasi untuk meraihnya. Siang dijadikan malam, malam dijadikan siang. Kita bekerja keras, membanting tulang. Namun begitu kita berhasil meraihnya, ada kekosongan baru yang kita temukan. Kita merasa hal yang jauh lebih baik masih mampu kita raih. Kita pun memasang target baru yang lebih tinggi.

Keperluan meraih hasil yang lebih baik dan lebih baik lagi adalah hal yang wajar dalam hidup. Tidak ada yang salah. Malahan sebaiknya didorong untuk meraih hasil optima. Sebab kita sendiri tidak akan pernah tahu sejauh mana prestasi terbaik yang mampu kita raih sepanjang hidup kita. Salah satu caranya adalah selalu mencuba kesempatan baru.

Hanya saja, sering kali persepsi negatif melenakan kita. Oleh sebab merasa mampu meraih prestasi yang lebih baik setelah kita berhasil meraih mimpi sebelumnya, kita menganggap mudah untuk  melakukannya. Kerap membabi-buta dan melanggar norma-norma yang ada. Akibatnya, meski pencapaian lebih baik boleh kita dapatkan, akan tetapi kita kehilangan persahabatan dan tali kekeluargaan.
 
Rakan-rakan UBK,

Tentu kita semua tak ingin sukses yang kita raih dilukai oleh kerosakan hubungan personal kita dengan keluarga, teman, dan lingkungan di sekitar kerana persepsi negatif. Oleh kerana itu satu cara agar kita tetap menjejak bumi adalah mensyukuri apa-apa yang sudah kita capai.
 
Bersyukur akan menyedarkan kita untuk terus belajar dan saling berkongsi.Kita pun akan mendapatkan manfaat dari pencapaian yang kita dapatkan, tidak sekadar meraih prestasi buta. Oleh kerana itu, mari kita belajar mensyukuri apa yang sudah kita raih agar hidup kita lebih bermakna.

SEIKAT BUNGA UNTUK KEKASIH

Suatu pagi, seorang suami memarahi isterinya. "Aduh Bu, penat ni. Kenapa tidak membangunkan Bapa dari tadi? Rapat hari ini sangat penting, tidak sempat sarapan ni," kata si suami sambil tergesa-gesa berangkat memandu  kereta menuju pejabat, tanpa menghiraukan isterinya lagi.

Di tengah jalan, kerana lapar, lelaki itu memutuskan membeli roti dan secangkir kopi untuk 'mengganjal' perutnya. Saat berada di luar kedai, dia melihat seorang gadis kecil memilih beberapa tangkai bunga di kedai bunga sebelah. Ia menguping sejenak pembicaraan anak itu.
"Berapa harga bunga ini, Pak?" tanya anak itu pada si penjual bunga."Tiga puluh ribu," jawab pemilik kedai. Si anak kemudian meletakkan bunga tadi dan memilih yang lain seraya bertanya, "Kalau yang ini, berapa harganya Pak?"
"Yang itu lima puluh ribu, Nak," jawab pemilik kedai dengan sabar. Kemudian si anak meletakkan lagi bunga-bunga itu ke tempatnya. Dengan sedih dia bertanya perlahan, "Apakah ada bunga yang harganya lima ribu Pak? kerana merasa kasihan, sambil membawa roti dan kopinya, lelaki tadi menghampiri gadis kecil itu dan bertanya, "Nak, kamu membeli bunga untuk siapa?"
"Untuk mama saya. Om. Hari ini, mama ulang tahun."Lelaki itu terpana. 

Tiba-tiba dia teringat bahawa pada hari ini isterinya juga sedang berulang tahun, Kerana tergesa-gesa, dia belum sempat mengucapkan selamat ulang tahun kepada isterinya. Lantas, ia pun memutuskan untuk membeli bunga untuk isterinya."Pak, saya beli bunga ini. Dua ikat ya. Satu untuk anak ini, satu lagi tolong hantar ke alamat ini," kata si lelaki kepada pemilik kedai sambil membayar, menulis nama isterinya dan memberikan kad namanya. "Nak, bunga ini Om belikan untukmu sebagai tanda terima kasih kerana telah mengingatkan hari ulang tahun isteri Om di rumah."

Anak itu dengan gembira menerima bunga sambil mengucapkan terima kasih dan segera pergi. Setelah beberapa meter kereta dipandu, lelaki itu melihat si gadis kecil berjalan searah dengan tujuannya."Hai, mahu ikut Om?"Sambil tersenyum, anak itu menggangguk dan masuk ke kereta. Sampai di tepi jalan yang sepi, si gadis minta turun dan berjalan memasuki sebuah lorong jalan.
kerana ingin tahu, lelaki itu mengikutinya diam-diam. Betapa terkejutnya dirinya ketika melihat si gadis kecil rupanya meletakkan bunga di sebuah gundukan tanah merah yang masih basah. "Nak, ini kuburan siapa?"tanyanya sambil berjongkok di sebelah si gadis."Ini kuburan mama saya, Om. Hari ini hari ulang tahun mama, sayangnya tiga hari yang lalu mama meninggal dunia."

Jawaban itu membuat si lelaki terharu dan membuatnya merasa sangat bersyukur. "Terima kasih Tuhan, orang yang kusayangi masih hidup dan masih ada kesempatan bagiku untuk memperbaiki kesalahan tadi pagi."Tak lama, ia bergegas pergi dari sana dan kembali ke kedai bunga tadi. Ia ingin membawa dan memberikan sendiri bunga yang telah dipesan kepada isterinya.
 
Pembaca yang Luar Biasa!

Pada zaman yang semakin maju seperti sekarang ini, perhatian dan kasih sayang sering kali terkalahkan oleh alasan kesibukan, tidak ada waktu, belum ada kesempatan, serta berjuta alasan lain yang kadang sering dibuat-buat. Dengan alasan kesibukan atau bahkan mengejar kerjaya, tanpa sedar kita sudah mengesampingkan sisi humanis kita. 

Hal inilah yang kadang membuat kita merasa sudah cukup berbuat sesuatu kepada seseorang dengan hanya mengirim pesan singkat melalui SMS, menelepon, atau mengirim e-mail. Memang, perhatian dengan cara seperti itu tidak salah. Namun, akan jauh lebih bermakna jika hari-hari kita dihiasi dengan komunikasi yang intens dengan sekeliling kita. 

Dengan mencurahkan perhatian kepada keluarga, saling menyapa dengan tetangga, saling mendukung dengan kerabat di pejabat, akan membuat hidup ini terasa lebih bererti.
 
Mari, 
Selagi masih ada kesempatan, berikan perhatian dan cinta kasih kepada sekeliling kita. Dengan memberikan harapan, perhatian, kasih sayang dari dan untuk orang lain, apalagi orang-orang di sekitar kita dan yang kita cintai, hidup akan terasa lebih ‘hidup'.

25 Jun, 2012

NASIHAT PAKAR


Sering kali masalah membesar kerana kita menganggap remeh hal kecil. Tak jarang, akhirnya kambing hitam dicari-cari. Untuk itu, semangat solusi harus selalu dikedepankan.

Suatu ketika, seorang pemuda menjadi kaya berkat memiliki sebuah pabrik roti yang terus berkembang. Dari sekadar pabrik rumahan, hingga akhirnya ia memiliki pabrik roti besar dengan banyak pekerja.

Namun, pada sebuah masa, ia mengeluhkan keadaan pabriknya. Jika sebelumnya ia selalu mendapatkan keuntungan sangat besar kerana produksi pabriknya terus meningkat, belakangan ia merasa produksinya terus menurun. Pertama, ia menyalahkan pekerjanya yang dianggap makin malas. Maka, orang-orang yang dianggapnya kurang bagus, dikeluarkan dari pabriknya. Begitu seterusnya. Tapi, tak pernah lagi terjadi peningkatan produksi, bahkan saat diganti dengan pekerja lain. Tetapi, ia tetap bersikap menuduh bahawa pasti ada yang salah dengan anak buahnya. Maka, ia pun kembali mengganti pegawainya.

Hingga beberapa lama, pabrik rotinya terus mengalami kemunduran. Produknya makin sedikit hingga ia tak mampu lagi menerima pesanan yang lebih banyak. Namun, keadaan itu justru terus membuat dirinya menyalahkan pekerja di pabriknya.
 
Khuatir usahanya lama-lama bangkrap, akhirnya ia bertanya kepada orang-orang yang masih dipercayainya, bagaimana mengatasi persoalan itu. Saat itulah, ada usulan untuk mendatangkan tenaga ahli konsultan untuk memperbaiki kinerja pabrik roti tersebut.

Si pemuda pun setuju. Maka, dipanggillah seorang ahli yang terkenal dari kota sebelah. Saat datang, ia pun segera dimintakan masukkan, apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja pabriknya. "Tuan, apa yang boleh saya lakukan untuk menyelamatkan usaha ini? Saya sudah mengganti banyak pekerja yang menurut saya kurang terampil dan kurang produktif. Tapi, pabrik ini terus saja mengalami penurunan produksi," pinta si pemuda pada sang ahli.

Hari demi hari berlalu. Sang ahli pun meninjau dan meneliti hal apa saja yang mungkin menjadi sumber masalah di pabrik itu. Setiap hari, ia pun selalu bertanya dan banyak bertanya pada si pemuda tentang banyak hal. Mulai dari soal pengurusan, soal sumber daya manusia, hingga urusan teknik di pabrik. Hingga, suatu ketika, ia berkata bahawa masalah di pabrik itu pasti boleh segera selesai. Memang, seminggu setelah ia bicara tentang hal tersebut, pabrik roti itu mulai kembali meningkat hasil produksinya. Pelan tapi pasti, pabrik itu kembali boleh bekerja maksima seperti sediakala. Tentu saja, si pemuda sangat berterima kasih dengan bantuan sang ahli. "Wah, Paman memang sangat luar biasa. Pabrik roti saya sudah boleh kembali pulih dalam waktu yang relatif cepat. Apa sebenarnya yang Paman lakukan pada pabrik saya hingga boleh pulih?"
 
"Sederhana saja. Aku hanya menguatkan beberapa sekru yang longgar di pabrik ini. Mudah dan cepat. Maka semua mesin kembali normal," jawabnya santai. "Hah? Sesederhana itu rupanya masalah pabrik roti saya? Jadi, berapa saya harus bayar jasa Paman untuk memperbaiki itu semua?"
"Seratus juta!" "Untuk memperbaiki sekru longgar sampai seratus juta? Mahal sekali?" "Memang. Untuk memperbaiki sekru memang murah, seratus ribu saja. Tapi untuk menemukan sekru-sekru mana yang longgar dan perlu diperbaiki, itu yang mahal," tegas sang ahli. "Tapi itu tetap mahal sekali," keluh si pemuda.  "Anak muda. Kos itu tak akan jadi mahal jika kamu lebih memperhatikan pekerjamu. Namun, selama ini kamu hanya memilih marah dan marah pada mereka, tanpa tahu persoalan sebenarnya. Kamu langsung memberhentikan mereka tanpa tahu alasan apa yang menyebabkan masalah di pabrik. 

Seandainya kamu lebih bijak, mahu mendengar orang lain, mahu mencari inti masalah tanpa menyalahkan orang lain, niscaya pabrikmu tak akan mengalami masalah seperti sebelumnya. Ingat, banyak hal kecil yang mendasari munculnya masalah besar. Oleh itu, jangan biasakan mencari-cari kesalahan orang lain, tapi carilah inti masalah dan segera selesaikan!" Si pemuda pun merasa malu mendapat nasihat itu. Ia berjanji, akan berubah lebih perhatian pada pekerjanya dan tidak akan lagi mudah menyalahkan orang lain.
 
Pembaca yang luar biasa

Kisah di atas sering kita jumpai pada banyak kehidupan. Sering mencari kambing hitam persoalan, serta menganggap mudah masalah kecil. Dalam kisah tergambar bahawa si pemuda cenderung menyalahkan orang lain tanpa mahu tahu alasan sebenarnya. 

Dalam kehidupan pun, kita melihat banyak perselisihan yang awalnya didasari oleh hal kecil, namun tidak boleh terkomunikasikan dengan baik. Akhirnya, hal kecil boleh merembet ke banyak hal yang tidak kita kehendaki.

Oleh itu, pada kisah di atas menggambarkan setidaknya dua hal yang boleh kita petik hikmahnya. Pertama, jangan menyalahkan orang lain jika tak tahu masalah sebenarnya. Cubalah untuk mengevaluasi apa yang ada di sekitar diri terlebih dahulu termasuk dari dalam diri sebelum memutuskan sesuatu. Kedua, bahawa ada banyak hal-hal atau masalah kecil yang sering kali dianggap mudah. Namun, jika tidak ditangani, akan berubah menjadi hal besar yang boleh menyulitkan kita.

Mari, kita jauhi sikap sering menyalahkan orang lain. Sebaliknya, mari kita mengembangkan komunikasi yang baik dengan banyak pihak, sehingga masalah demi masalah boleh diselesaikan dengan bijak tanpa ada yang harus disalahkan. Sehingga, masalah-masalah kecil pun tak akan membesar dan segera terselesaikan dengan solusi terbaik.

JANGAN HIDUP DI MASA LALU


Sukses kelmarin tak bererti sukses hari ini. Perlu perjuangan dan kesedaran, bahawa zaman terus berubah. Sehingga, kewaspadaan ekstra hari inilah yang akan membuat usaha maju selamanya. 
 
Sayangnya, ada beberapa orang/pihak yang kadang tidak menyedari hal ini. Perubahan dianggap sebagai sebuah hal yang biasa. Sehingga, kewaspadaan pun jadi hal bukan menjadi perhatian utama.

Oleh itu, tidak jarang kita menemukan pelbagai produk yang di masa lalu sangat berjaya, kini seolah hanya tinggal nama. Sebut merek colgate, yang kini hanya jadi sebutan untuk pasta gigi. Pada hal, pada zaman dulu, merek itu sangat ternama. Ingat juga merek sepeda Federal? Model sepeda gunung yang sempat berjaya di era 80-90-an. Namun, kini, model dengan nama itu seolah menghilang entah ke mana.

Inilah pelajaran bisnes yang sebenarnya boleh kita jadikan contoh. Yakni bahwa tak selamanya yang ada di atas selalu menjadi yang pertama. Jika tak waspada, siap-siap saja tergusur dengan merek lain yang sudah siap dengan "senjata" dan keunggulan baru untuk memuaskan pelanggannya. 

Hal ini mengingatkan saya pada sebuah ajaran prinsip bisnes Fu Shui Nan Shou yang erti harfiahnya adalah jangan hidup di masa lalu. Prinsip ini mengajarkan saya bahwa kesuksesan dan kegemilangan termasuk juga kegagalan dan kejatuhan di masa lalu "hanyalah" bahagian dari masa lalu. 

Memang, pasti ada banyak pelajaran penting di sana, yang tentu juga boleh dijadikan kajian dan pembelajaran untuk meraih sukses hari ini. Namun, jangan sampai, kita terjebak pada "kehidupan lampau". Yakni, ketika sukses kita jadi terlena, atau ketika gagal kita langsung terus jatuh.

Ibarat kita sedang menatap kaca spion keretal yang boleh melihat refleksi ke belakang, itu hanya untuk membuat kita berhati-hati. Tapi, yang utama tetap adalah kaca besar yang ada di depan kita, di mana kita sedang berjalan, di mana kita sedang mengendalikan kendaraan. Begitu pula ketika kita sedang mengendalikan usaha. Masa lalu adalah "spion kecil" yang boleh kita jadikan acuan pembelajaran untuk lebih bijak dan berhati-hati. 

Namun, fokus kita yang utama adalah kaca besar di depan sehingga kita boleh benar-benar memaksimakan energi yang kita punya untuk meraih sukses saat ini.

Lihat contoh yang paling mencolok beberapa waktu belakangan. Masih ingat nama kamera Kodak? Merek ini bahkan juga telah mencapai era sangat kuat sehingga semua kamera pada zaman dulu disebut sebagai "kodak". Namun perusahaan legendaris dari Amerika Syarikat itu akhirnya menyerah kalah dengan menyatakan bahawa divisi kameranya sudah bangkrap! Meski sejumlah inovasi terus dilakukan, termasuk juga menyediakan kamera-kamera digital berteknologi tinggi, Kodak seolah tak boleh mengikuti perkembangan yang berjalan sangat cepat. Kehadiran kamera Canon dan Nikon yang terus berkejaran memunculkan kamera teknologi terkini, plus beberapa mobile phone yang juga dilengkapi kamera canggih, ternyata tak mampu ditandingi Kodak.

Akhirnya, pada 19 Januari 2012, mereka mendaftarkan perlindungan kebangkrapan di Pengadilan Kebangkrapan Manhattan Amerika Syarikat. Sungguh ironis. Ini tentu sebuah peristiwa yang tak boleh dianggap sebelah mata, mengingat Kodak telah jadi ikon dunia.

Itulah gambaran, betapa pengalaman masa lalu sama sekali tak boleh menentukan sejarah masa depan. Justru apa yang dilakukan hari inilah, strategi hari inilah, yang sebenarnya akan jadi peletak dasar bagaimana sebuah usaha boleh berkembang. Jika aktiviti tidak dilandasi dengan kewaspadaan dan terjebak di masa lalu, boleh jadi semua merek unggulan saat ini, akan bertumbangan di masa mendatang.

Oleh itu, sangat tepat kiranya jika kita kembali pada prinsip "jangan hidup di masa lalu". Apa pun sukses (termasuk gagal) yang dialami kemarin, jadikan itu hanya bagian dari proses pembelajaran. Maksimakan hari ini, kerana esok pun sebenarnya masih belum pasti. Hidup di hari ini, dan terus kembangkan potensi. Maka, pintu sukses bisnes yang dijalankan akan selalu terbuka.

24 Jun, 2012

KEBIASAAN KERAS PADA DIRI SENDIRI


Jika kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras kepada kita. Sebaliknya, jika kita keras pada diri sendiri, maka dunia akan lunak kepada kita.

Oleh itu, terus perkuat kebiasaan keras kepada diri sendiri. Disiplin, rajin, bekerja keras, ulet, berani, tegas, pantang menyerah, serta berbagai sikap "kaya mental" harus terus kita tanamkan. Hanya dengan sikap tersebut, kita akan jadi manusia yang mampu dalam melepasi hadangan, dalam melewati cabaran, lincah dalam mengatasi persoalan, kuat dalam menghadapi goncangan, dan tegar menghadapi badai ujian.

Keras pada diri sendiri akan membuat kita mampu jadi manusia unggulan dalam berbagai kesempatan. Keras pada diri sendiri akan menghantarkan kita jadi pemenang kehidupan.
 
Mari teman-teman.. Maju terus, pertegas langkah, perkuat tekad, maka kerasnya batu-batu penghalang akan dapat kita taklukkan! Salam sukses luar biasa!!

BATU KUSAM

Alkisah, suatu hari seorang gadis menemukan sebongkah batu kusam di pinggir jalan. Meski hanya batu biasa, si gadis memungutnya dan menyimpannya baik-baik. Bahkan, setiap hari ia menggosok batu itu dengan hati-hati. Batu yang bukan permata itu dan kerana terus digosok dan digosok, lama-kelamaan berubah menjadi mengkilat dan bersinar.

Si gadis pun membawa batu itu kepada tukang permata untuk diolah menjadi sebuah liontin yang indah. Ajaibnya, di tangan ahlinya batu biasa itu berubah hingga menyerupai batu permata. Begitu berkilau dan sangat indah. Si gadis sungguh gembira melihat batu biasanya boleh berubah begitu rupa. Ia pun memamerkannya pada siapa pun yang dijumpainya. Sudah diduga, semua orang yang melihat mengira batu itu adalah permata yang mahal harganya. Si gadis semakin percaya diri dan selalu memakai liontinnya ke mana pun ia pergi.

Hingga suatu hari liontin batu itu terlepas dari ikatannya. Si gadis baru menyedari lama setelah itu, jadi dia sungguh tak tahu liontinnya hilang di mana. Hal ini membuatnya sangat sedih. Dia pun jadi kehilangan selera makan dan tidak bersemangat. Sampai suatu hari ada seorang nenek yang melihatnya sedang termenung. Bertanyalah si nenek tentang kesedihannya. Si gadis pun menceritakan semuanya.

Setelah si gadis selesai bercerita, berkatalah si nenek, "Anakku, sedarilah semua hal yang telah kamu lalui itu adalah proses menuju keberhasilanmu. Dulu kamu menemukan batu kusam di jalanan. Lalu, kamu mengambil dan menjaganya baik-baik. Selalu menggosoknya hingga akhirnya menjadi mengkilat. Di tangan tukang permata, batu itu menjadi lebih indah lagi, mirip permata. Ketahuilah, semua itu hanyalah proses. Dulu kamu tekun menjalani setiap tahapan mengubah batu kusam menjadi sebuah benda yang terlihat berharga. Batu itu sebenarnya hanyalah batu. Keuletanmu menjaganya itulah yang membuatnya lebih bernilai.

Lalu, mengapa kamu jadi bersedih hanya kerana kehilangan batu itu? Lihat di sekitarmu, masih banyak batu-batu kusam yang dapat kau jadikan batu yang berkilat indah. Ciptakan lebih banyak karya indah yang akan menceriakan hari-harimu dan membuat wajahmu berseri-seri. Itu jauh lebih penting daripada meratapi seonggok batu kusam yang hilang."

Seketika si gadis diliputi kecerahan dan keceriaan. Dia sudah menyedari kebodohannya. Si gadis pun dengan gembira siap berusaha dan memproses lagi batu kusam menjadi permata.
 
Sahabat yang berbahagia,
Kesuksesan sejati itu selalu diraih melalui proses perjuangan yang panjang dan berliku. Saat kesuksesan sudah di tangan kita, boleh saja kita mengalami kemunduran, kegagalan, dan kebangkrutan. Tidak usah takut, hidup ini selalu berubah. Jika kita gagal, kita frustrasi; dan saat kita sukses, kita lupa diri. Inilah baru bencana yang sebenarnya. Selama kita bersedia berjuang dari awal lagi dan tekun menjalani langkah demi langkahnya, keberhasilan demi keberhasilan akan kembali pada kita. Dan kebahagiaan akan kembali kita rasakan.

KEBERANIAN MENGHADAPI PERUBAHAN

Tak ada yang tetap di dunia ini kecuali perubahan. Teman berganti, pesaing datang, kompetisi makin ketat, semua adalah perubahan yang terjadi di sekitar kita. Baik positif atau negatif, siap atau tidak, semua akan berubah.

Setiap perubahan itu mengandungi alasan. Sebab, di balik setiap perubahan, ada tanggungjawab yang kita emban. Tanggungjawab untuk memperbaiki keadaan yang kurang sesuai dengan yang diharapkan. Tanggungjawab untuk mengubah keadaan yang kurang baik menjadi lebih seperti yang diinginkan.

Untuk itu, kita dituntut untuk mampu beradaptasi. Saat berubah menjadi kurang baik, itulah saatnya kita untuk mahu mengevaluasi diri. Saat berubah menjadi tidak menyenangkan, mungkin itu adalah teguran agar kita selalu memperbaiki diri. Sehingga, saat berubah menjadi sukses, kita tak akan terjebak dalam kesombongan. Dan, saat kita memperoleh kenikmatan, kita pun tak lupa untuk tetap bersyukur dan rendah hati.

Mari, hadapi perubahan dengan kepala tegak dan kelapangan hati. Sehingga, setiap perubahan yang dialami akan lebih bermakna.

KOTORAN PANDA JADIKAN TEH TERMAHAL DI DUNIA

 


Di industri kopi populer kopi luwak yang dianggap kopi termahal di dunia. Di dunia teh kini ada Teh Panda, dari kota Ya'an, provinsi Sichuan, China. Segelas saja harganya mencapai US$210 atau sekitar Rp1,9 juta.
 
Kenapa teh ini begitu mahal? Ceritanya agak mirip-mirip dengan proses produksi kopi luwak yang memanfaatkan binatang tertentu dalam membantu prosesnya. Bezanya, jika kopi luwak dibuat dengan cara membiarkan binatang luwak (semacam musang) memakan biji-biji kopi dari pohon kopi, kemudian kotorannya yang mengandung biji kopi diambil untuk diproses jadi kopi luwak, 

Teh Panda diproses dua tahap. Tahap pertama panda dibiarkan memakan bambu dan daun bambu. Tunggu sampai panda itu buang kotoran. Kotorannya kemudian ditampung untuk dijadikan pupuk. Pupuk inilah yang digunakan untuk pupuk tanaman teh.

Idea menanam teh dengan pupuk kotoran panda ini digagas oleh An Yanshi (41 tahun), seorang profesor kaligrafi dari Sichuan University. Ia sudah mematenkannya. Yanshi membuka kebun teh di Ya'an, Sichuan. Menurutnya, teh dengan pupuk kotoran panda ini memiliki unsur hara yang boleh mencegah kanker. Hal ini kerana sumber makanan panda yang selektif. Panda hanya memakan bambu dan daun bambu. Selain itu, "Panda itu seperti mesin yang memproduksi pupuk organik. Mereka makan setiap hari dan terus memproduksi kotorannya. Dan karena panda hanya menyerap 30% nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya maka 70% nustrisi sisanya pasti ada dalam kotoran panda itu," papar Yanshi. 

Yanshi 
 
Mengenai mahalnya teh yang ia produksi, hal ini kerana ia tak mengeruk keuntungan. Sebahagian dana dari hasil penjualan teh itu digunakan untuk kegiatan lingkungan kata Yanshi. Ya, hitung-hitung minum teh sambil menyelamatkan lingkungan. Lagi, pula, kata Yanshi, ia tak memproduksi banyak. Sejak diproduksi 12 Maret 2012 ia hanya menjual 21 kantong.
Yanshi menjual teh seharga US$3.500/50 gram (kantong) atau sekitar Rp 31,5 juta/kantong. Dan karena tiap cangkir teh itu diperlukan 3 gram teh, maka tiap cangkir teh berarti seharga sekitar US$210 atau sekitar Rp 1,9 juta. Begitulah hasil dari Yanshi "mempekerjakan" panda. Luar biasa!

PENERBANGAN KELAS PERTAMA

 


Alkisah, dalam sebuah penerbangan dari Johannesburg, seorang perempuan setengah baya asal Afrika Selatan yang berkulit putih baru mengetahui dirinya mendapat kerusi di samping seorang lelaki berkulit hitam. Perempuan itu memanggil kru kabin dan mengeluhkan masalah penempatan tempat duduknya.

"Ada masalah apa, Ibu?" tanya kru kabin dengan sopan.

"Kamu tidak boleh lihat sendiri, ya?" ujar perempuan itu dengan nada tajam. "Kamu tempatkan saya di samping seorang kulit hitam. Aku tidak mungkin boleh duduk di sebelah manusia menjijikan ini. Carikan saya kerusi yang lain!"

"Harap tenang dulu, Bu," timpal seorang pramugari. "Hari ini pesawat sudah penuh, tapi saya akan cuba bantu Ibu ya. Saya akan cek apakah masih ada kerusi kosong di kelas ekonomi atau kelas pertama."

Perempuan itu melirik dengan tatapan sombong ke arah lelaki berkulit hitam di sampingnya (dan penumpang lain di sekitarnya).

Beberapa minit kemudian, pramugari tadi kembali dengan berita bagus, yang disampaikannya kepada perempuan setengah baya itu. Si perempuan itu memandang ke sekitarnya dengan senyuman penuh kepuasan.

"Ibu, sayang sekali, seperti yang saya duga, kelas ekonomi sudah penuh. Tapi, kami masih punya kerusi kosong di kelas pertama."

Sebelum perempuan itu sempat menjawab, si pramugari melanjutkan...

"Peningkatan kelas seperti ini jarang terjadi, tapi saya sudah mendapat izin khusus dari kapten kami. Tapi melihat keadaan yang ada, kapten kami merasa sangatlah memalukan jika seseorang harus dipaksa untuk duduk di sebelah orang yang sangat menjengkelkan."

Setelah berkata begitu, pramugari itu langsung beralih pada lelaki berkulit hitam yang duduk di samping perempuan itu. Kata si pramugari, "Jadi jika Anda bersedia memindahkan barang-barang Anda, Pak, saya akan menyiapkan kerusinya buat Anda...."

Saat itu juga, penumpang di sekitar serempak berdiri dan bertepuk tangan ketika lelaki berkulit hitam itu berjalan menuju bahagian depan pesawat.

EMAS DAN PERMATA

Alkisah, di sebuah negeri, hiduplah seorang guru yang terkenal bijaksana. Suatu hari, ada seorang pemuda mendatanginya dan bertanya, "Saya tidak faham kenapa orang besar seperti Guru berpakaian sangat sederhana. Bukankah di zaman sekarang ini berpakaian bagus itu penting, tidak hanya untuk penampilan tapi juga untuk alasan lainnya?"

Sang guru hanya tersenyum dan mencopot cincinnya dari salah satu jarinya, lalu berkata, "Anak muda, saya akan jawab pertanyaanmu, tapi lakukan dulu satu hal ini: ambil cincin ini dan pergilah ke pasar di seberang jalan ini, bolehkah kamu menjualnya seharga sekeping emas?"

Setelah melihat cincin sang guru yang kotor, seketika anak muda itu menjadi ragu. "Sekeping emas? Wah... saya tak yakin cincin seperti ini boleh dijual dengan harga tinggi." "Cuba saja dulu, anak muda. Siapa tahu, boleh."

Pemuda itu pun segera pergi ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada penjual kain, penjual sayuran, tukang daging, penjual ikan, dan pedagang lainnya. Ternyata memang tidak ada yang mahu membayarnya seharga sekeping emas. Akhirnya, si pemuda datang kembali ke kediaman sang guru dan memberi tahu dengan suara lemah, "Tidak ada yang berani menawarnya lebih dari sekeping perak."
 
Dengan senyuman bijak di wajahnya, sang guru berkata, "Sekarang pergilah ke Toko Emas di belakang jalan ini. Tunjukkan cincin ini pada pemiliknya atau penjual emas. Jangan sebut harga tawaranmu! Pokoknya, dengarkan saja harga yang akan mereka tawarkan untuk cincin ini."

Maka, pergilah si pemuda ke toko yang disebutkan sang guru dan kembali dengan ekspresi yang berbeza. Ia lalu berkata dengan penuh semangat, "Guru, pedagang-pedagang di pasar sama sekali tidak tahu harga cincin ini. Si penjual emas menawar cincin ini seribu keping emas, seribu kali tawaran pedagang di pasar!

Sang guru hanya tersenyum dan berkata pelan, "Itulah jawaban dari pertanyaanmu, anak muda. Seseorang tidak boleh dinilai hanya dari pakaiannya saja. Pedagang di pasar memberimu nilai sekecil itu, tapi berbeza dengan penjual emas tadi."
 
Netter yang Luar Biasa, 
 
"Emas" dan "permata" di dalam diri seseorang hanya boleh dilihat dan dinilai jika kita dapat melihatnya jauh ke dalam jiwa. Diperlukan hati untuk melihatnya, dan perlukan proses. Kita tidak boleh melihatnya dari ucapan atau perilaku yang hanya kita lihat sesekali. Sering kali apa yang kita anggap emas ternyata hanya sebongkah kuningan, tapi apa yang kita kira kuningan ternyata sebongkah emas.

Maka, kita perlu hati-hati melihat seseorang. Jangan mudah menilai dari apa yang nampak kerana kita boleh terperangkap oleh sudut pandang kita yang sempit, yang tidak tahu bahawa sebenarnya orang yang kita nilai itu mempunyai kelebihan.

BUAT PERTAMA KALI MEMBUAT BLOG BERSAMA CR. STANDLEY

UBK SK Tagaroh Melakar Sejarah Sendiri Dengan Usaha En Ulik Membina Laman Web Dengan Bimbingan Kaunselor SMK Langkon

En. Ulik sedang tekun membuat blog spot UBK selepas mendapat tunjuk ajar dari Kaunselor SMk Langkon
UBK SK Tagaroh komited dalam memperkasakan perkhidmatan UBK bukan sahaja di sekolah malah di peringkat yang lebih tinggi lagi. Semua ini penting dalam menjana modal insan di peringkat sekolah rendah lagi. Bak kata pepatah melentur buluh biar dari rebungnya. Untuk ini, Ketua Unit UBK sekolah iaitu, En. Ulik Likud membuat inisiatif untuk membina laman web UBK sekolah dengan mendapatkan bantuan kepakaran Kaunselor dari SMK Langkon iaitu Cr. Stanley T. Missun. Dalam sesi membuat blog, En. Ulik telah mempelajari cara - cara memilih  "template" yang sesuai dan dihiasi oleh "widget" yang berkaitan. Dengan itu, semua kaunselor sekitar Kota Marudu dalam membina laman web UBK sekolah agar blog ini boleh menjadi wadah penyampaian maklumat secara terus dalam kalangan kaunselor dan klien (murid & pelajar).