Begitupun dengan kepuasan kita, pernahkah kita merasa puas yang
benar-benar puas atas segala apa yang kita peroleh? Dulu saat kita
berjuang meraihnya, kita merasakan bahawa itu akan menjadi pencapaian
tertinggi yang mungkin sulit kita capai lagi.
Oleh itu kita sangat
termotivasi untuk meraihnya. Siang dijadikan malam, malam dijadikan
siang. Kita bekerja keras, membanting tulang. Namun begitu kita berhasil
meraihnya, ada kekosongan baru yang kita temukan. Kita merasa hal yang
jauh lebih baik masih mampu kita raih. Kita pun memasang target baru
yang lebih tinggi.
Keperluan meraih hasil yang lebih baik dan lebih baik lagi adalah hal yang
wajar dalam hidup. Tidak ada yang salah. Malahan sebaiknya didorong
untuk meraih hasil optima. Sebab kita sendiri tidak akan pernah tahu
sejauh mana prestasi terbaik yang mampu kita raih sepanjang hidup kita.
Salah satu caranya adalah selalu mencuba kesempatan baru.
Hanya saja, sering kali persepsi negatif melenakan kita. Oleh sebab merasa mampu
meraih prestasi yang lebih baik setelah kita berhasil meraih mimpi
sebelumnya, kita menganggap mudah untuk melakukannya. Kerap membabi-buta dan
melanggar norma-norma yang ada. Akibatnya, meski pencapaian lebih baik
boleh kita dapatkan, akan tetapi kita kehilangan persahabatan dan tali
kekeluargaan.
Rakan-rakan UBK,
Tentu kita semua tak ingin sukses yang kita raih dilukai oleh
kerosakan hubungan personal kita dengan keluarga, teman, dan
lingkungan di sekitar kerana persepsi negatif. Oleh kerana itu satu cara agar
kita tetap menjejak bumi adalah mensyukuri apa-apa yang sudah kita
capai.
Bersyukur akan menyedarkan kita untuk terus belajar dan saling
berkongsi.Kita pun akan mendapatkan manfaat dari pencapaian yang kita
dapatkan, tidak sekadar meraih prestasi buta. Oleh kerana itu, mari kita
belajar mensyukuri apa yang sudah kita raih agar hidup kita lebih
bermakna.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan