Alkisah, ada seorang ayah yang memiliki tiga orang putra, yang sama
baiknya. Ia memiliki sebuah cincin yang dianggapnya bertuah, kerana
sejak digunakan selalu membawa keberuntungan dan kesuksesan bagi
dirinya. Si ayah yang telah lanjut usia merasa sudah saatnya mewariskan
cincin bertuah miliknya. Tapi bagaimana memberikan satu cincin untuk 3
anak? Alangkah tidak adilnya, apabila hanya 1 anak yang mewarisi cincin
keberuntungan tersebut, sedangkan 2 anak yang lain tidak.
Setelah berfikir cukup lama, ia pun pergi kepada seorang tukang emas
untuk dibuatkan dua cincin yang sama persis dengan cincin
keberuntungannya. Setelah siap, si ayah memanggil ketiga putranya dan
berkata, "Anak-anakku, ayah mewariskan kepada kalian cincin hikmat ini! Siapa saja yang memakainya, maka dia akan beruntung.
Pakailah semua ilmu yang telah ayah ajarkan dan kenakan selalu cincin
itu. Ayah yakin, masing-masing dari kalian akan selalu beruntung dan
sukses seperti ayah."
Ada perasaan tidak puas di antara ketiga putranya itu, kerana mereka
tahu bahawa hanya ada satu cincin yang asli. Tetapi mereka tidak tahu,
siapa sesungguhnya, yang mendapatkan cincin asli. Setelah sang ayah
meninggal, dengan rasa ingin tahu, mereka menghadap seorang hakim yang
terkenal bijaksana untuk mengenal pasti mana cincin yang asli, sekaligus
meminta jalan keluar.
Setelah mengamati ketiga cincin, hakim bijaksana itu berkata,
"Sejujurnya saya tidak dapat menolong dan memberitahu kalian, yang mana
cincin bertuah yang asli. Saya sebagai hakim menetapkan: pakailah cincin
kalian masing-masing. Mulai sekarang, bekerjalah dengan baik, dengan
keras, seperti yang ayah kalian ajarkan! Buktikan bahawa kalian adalah
orang yang layak diberikan cincin keberuntungan oleh ayahmu kerana
dengan memberikan cincin yang sama, ayah kalian mengharapkan kalian
bertiga sama-sama beruntung dan meraih kesuksesan."
Ketiganya pun mengucapkan terima kasih dan pergi dari sana, sambil
bertekad untuk membuktikan bahawa cincin yang dipakainya itu asli dan
bertuah. Setelah beberapa tahun berlalu, sukses demi sukses mereka raih bersama. Akhirnya mereka pun sedar, dan mengerti, bahawa bukan cincin bertuah
yang membuat mereka sukses, melainkan usaha pantang menyerah dari mereka
sendirilah yang mampu membawa keberuntungan dan kesuksesan.
Sahabat,
Bukan sesuatu di luar diri kita, yang membuat kita sukses atau
beruntung. Bukan cincin ajaib, pakaian khusus, jimat, atau apapun yang
kita kenakan, yang menjadi penentu keberhasilan kita. Tetapi pola fikir,
sikap mental, berikhtiar keras, serta doa yang pada akhirnya akan
membawa keberuntungan dan kesuksesan.
Tuhan dan alam semesta telah memberikan kehidupan yang lengkap di dalam
diri kita. Kita yang harus membuktikan bahawa anugerahNya itu mampu
membuat kita beruntung, berhasil, dan bermanfaat bagi ramai orang.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan