24 Jun, 2012

HIKMAT DISEBALIK MUSIBAH

Alkisah, dahulu kala hiduplah seorang raja yang muda serta mempunyai kekuasaan yang luas. Ia hidup bersama penasihatnya. Suatu ketika iapun merasa susah, karena ia bingung apa yang akan dia lakukan. Iapun bercerita kepada penasihatnya. “wahai penasihat aku bingung dengan diriku ini, aku telah menjadi raja, tapi kenapa aku merasa hidupku ini tidak enak, aku merasa sepi”. Maka dengan senyum dan bijak sang penasihat menjawab “Wahai raja, lebih baik kau menikah, mudah-mudahan kau tidak merasa sepi”.

Maka sang rajapun menuruti apa kata penasihat, sang raja pun menikah, dan benar raja merasa sangat bahagia, ia tidak merasa sepi lagi. Namun sang raja merasa ada yang kurang, ia belum mempunyai anak. Setelah berbincang sama penasihat, penasihat menganjurkan untuk memiliki anak. “mudah-mudahan” kata penasihat. Maka akhirnya memilih untuk memiliki anak. Hingga akhirnya ia mempunyai seorang anak laki- laki.

Seiring berjalannya waktu sang anak pun membesar. Hingga akhirnya ia mulai memasuki bangku sekolah. Pada saat itu sang raja kembali bingung, anaknya akan disekolahkan dimana. Maka ia kembali berbicara pada penasihatnya. “wahai penasihat bagaimana menurutmu tentang sekolah mana yang molek untuk anakku ini?” tanya sang raja. Maka dengan bijaksana penasihat berkata “sekolahkan saja anak tuanku ke negeri seberang, mudah-mudahan, itu lebih baik”. Maka dengan berat hati sang raja menyekolahkan anaknya ke negeri seberang.

Setelah pemergian anaknya, maka sang raja merasa kesepian. Pada suatu malam ia mengupas buah epal. Namun apa gerangan, tangannya terkena pisau hingga mau putus. Sang raja merasa hatinya resah, ia menganggap kalau sedang terjadi sesuatu yang tidak baik pada anaknya. Maka iapun kembali bicara pada penasihatnya. Wahai penasihat menurutmu apa yang sedang terjadi, aku merasa tidak enak, ini tanganku teriris pisau dan mau putus” kata sang raja. Maka dengan muka senyum penasihat berkata”mudah-mudahan”. Mendengar jawaban penasihat rajapun merasa marah, karena dari dulu setiap diminta pendapat, penasihat menjawabnya “mudah-mudahan” terus. Oleh karena merasa marah maka penasihat tersebut dimasukkan ke dalam penjara.

Sang raja pun mengangkat penasihat baru. Setelah itu mereka pergi berburu di hutan. Kebetulan sang raja memang suka berburu. Raja membawa segenap pasukan dan penasihat raja pun berangkat berburu di hutan. Di tengah jalan raja melihat seekor rusa. Maka dengan menunggangi kuda sang raja dan penasihat barunya mengejar rusa tersebut. Sementara para pengawalnya berlari tanpa kuda. Mereka keletihan mengejar sang raja, karena mereka harus berlari. Hingga tanpa di sedari tinggal sang raja dan penasihat yang mengejar buruannya. Akhirnya sang raja mendapatkan posisi yang tepat untuk memanah rusa tersebut. 

Tanpa disedari, ternyata mereka berdua telah di kepung oleh bangsa pedalamann hutan tersebut. Pada waktu yang sama Bangsa pedalaman tersebut sedang mencari manusia untuk upacara adat. Tanpa dapat berbuat apa-apa, maka raja dan penasihat baru tersebut dibawa. Dengan posisi seperti akan disate maka penasihat baru tersebut di panggang, hingga akhirnya ia meninggal dunia. Ketika giliran sang raja yang akan di panggang, maka ada seorang bangsa tersebut melihat bahawa ada bahagian tubuh yang rosak dari sang raja tersebut, iaitu jari tangannya hampir putus. Tidak juga baik kalau mereka mau mempersembahkan pada leluhurnya dengan barang yang cacat. Maka sang rajapun tidak jadi di panggang, dan akhirnya dilepaskan.

Dalam keadaan sangat takut maka raja pun kembali ke kerajaannya. Sang raja langsung menemui penasihatnya yang pertama.”wahai penasihat ternyata kau benar, kalau tidak jariku ini terluka, maka aku sudah tentu di panggang oleh bangsa pedalaman hutan tersebut”  kata sang raja sambil minta maaf. Pensaihat itu tersenyum sambil berkata”  saya juga berterima kasih pada tuanku, karena telah memasukkan saya ke penjara. Jika tidak, saya sudah tentu dipanggang oleh bangsa pedalaman tersebut”. Hingga akhirnya sang raja dan penasihat pun kembali hidup rukun.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan