Gagal Dan Bangkit Lagi! |
Pada
suatu petang, kelihatan seorang pemuda tengah berada di sebuah taman
umum. Dari raut wajahnya kelihatan kesedihan, kekeciwaan, dan frustasi.
Dia hanya berjalan dengan langkah santai ke sana ke mari tanpa erti,
seperti tak tahu apa yang dilakukannya. Sementara di taman itu ramai
orang menikmati keindahan pepohonan yang sesekali diiringi kicauan
burung, si pemuda hanya tertunduk lesu. Setelah sekian lama, ia kemudian
duduk di sebuah kerusi taman dan menarik nafas panjang.
Saat
itu, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba
yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pokok tempat
dia duduk sambil mengelamun. Perasaan hampa, diambilnya sebatang ranting
yang jatuh tidak jauh dari tempatnya duduk. Seperti hendak melepaskan
rasa gelisah yang melandanya, si pemuda segera mengarahkan ranting
tersebut untuk merosak sarang si laba-laba. Akibatnya, benang-benang
sarang dari laba-laba yang sudah seperempat jadi itu pun rosak.
Setelah
puas dengan kelakuannya, si pemuda memperhatikan ulah si laba-laba.
Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba
setelah sarangnya hancur oleh tangannya? Apakah laba-laba akan lari
terbirit-birit atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain?
Pertanyaan itu tidak memerlukan jawaban untuk waktu yang lama kerana si
laba-laba kembali ke tempatnya semula dan mulai mengulangi kegiatan yang
sama. Laba-laba merayap, merajut, melompat, dan dengan lincah ia
menyusun helai benang yang dipintalnya dengan penuh ketekunan.
Semakin
lama, semakin lebar dania pun hampir menyelesaikan seluruh pembuatan
sarang barunya. Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk
bekerja lagi dengan semangat penuh membaiki dan membuat sarang baru.
Pemuda yang dari tadi memperhatikan pula laba-laba kembali timbul rasa
hampanya. Maka, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan
menghancurkan sarang tersebut untuk kali kedua.
Setelah
kembali hancur, pemuda kembali ingin tahu, apa yang akan dilakukan si
laba-laba. Ternyata, tidak disangka-sangka oleh pemuda, untuk ketiga
kalinya laba-laba mengulangi kegiatannya. Ia kembali memulai dari awal
dengan bersemangat merayap, merajut, melompat dan menyusun setiap helai
benang yang dihasilkan dari tubuhnya. Oleh itu, dengan tekun laba-laba
kembali memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.
Demi
melihat dan memperhati ulah laba-laba yang mahu membangun sarang yang
telah hancur untuk kali ketiga, sang pemuda tiba-tiba tersedar. Tidak
peduli berapa kali sarang laba-laba dirosak dan dihancurkan, sebanyak
itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. Semangat binatang begitu
kecil, namun giat bekerja tanpa mengenal penat, menimbulkan perasaan
malu pada diri pemuda itu. Ia seperti mendapatkan pencerahan kerana
sesungguhnya, si pemuda yang tadinya merasa hati dan perasaannya gundah
gulana, rupanya baru sahaja mengalami satu kali kegagalan!
Karena
itu, melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji
dalam hati, "Aku tidak seharusnya mengeluh dan putus asa karena telah
mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang dengan
lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghalang, seperti
semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap
kehancuran!" Segera, si pemuda bangkit, dan bertekad kuat untuk bekerja
lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai dari awal lagi, tanpa
putus asa.
Sahabat yang luar biasa,
Mengalami kegagalan bukan bererti kita harus menyerah, apa lagi putus asa. Sebab, sebenarnya dengan kegagalan itu bermakna kita harus menyedari diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin.
Melalui kegagalan kita boleh mengevaluasi setiap langkah yang telah
kita lakukan. Dengan begitu, kita akan tahu apa sahaja hal yang perlu
diperbaiki dan tahu di mana saja kesalahan yang telah kita perbuat untuk
tidak mengulanginya.
Hal
itu akan mendasari langkah kita ke depan menjadi lebih baik. Kegagalan
seharusnya kita mulai pandang dari sudut yang berbeza. Kita gagal bukan
bererti kita tidak berjaya, melainkan kita belum berjaya. Seperti kata
pepatah yang sering kita dengar: kegagalan adalah bahagian kecil dari
proses sebuah kejayaan atau kegagalan adalah kejayaan yang tertunda.
Banyak
tokoh dunia yang kita kenal, semua pasti pernah mengalami proses
kegagalan. Tidak hanya sekali, bahkan berkali-kali. Tidak hanya itu,
saat berada di puncak kejayaan pun, tidak jarang mereka tersesat dan
bahkan kembali jatuh ke jurang. Namun, bagi mereka yang memiliki
kekayaan mental, rasa sakit dan jatuh itu hanya akan dirasakan sebagai masa belajar dan mengasah diri untuk kembali menggapai prestasi.
Itulah kekuatan sesungguhnya dari semangat "Never Give Up!",
yakni semangat pantang menyerah yang timbul dari dalam insan-insan luar
biasa yang sedar potensi. Sebab, di sebalik kegagalan, pasti ada
pembelajaran. Di sebalik halangan dan rintangan menghalang, pasti ada
peluang yang melawan untuk dimenangkan. Untuk itu, mari kita jadikan
semangat "Never Give Up!" menjadi sumber kekuatan untuk terus menerja
cabaran. Jadikan semboyan "Never Give Up!" sebagai pedoman untuk
berkarya, bertindak, dan berusaha demi mencapai kejayaan yang luar
biasa!
Tiada ulasan:
Catat Ulasan