1. Agatha Christie (1890 – 1976) Belajarnya Cuma di Rumah
Agatha
Christie adalah penulis asal Inggeris yang dikenal sebagai Master of
The Mystery Novel atau Queen of Crime. Novel misterinya begitu terkenal
ke seluruh dunia. Ia menulis 80-an novel. Sebanyak 30-an novelnya sudah
dibuat ke dalam filem. Di manakah ia belajar hingga menjadi penulis yang
begitu produktif? Ternyata Agatha hanya belajar di rumah. Sebenarnya di
keluarganya, ia mempunyai dua kakak yang kebetulan mendapat kesempatan
sekolah formal. Sedangkan untuk Agatha, ibunya memilih untuk mengajarnya
sendiri di rumah. Ketika usia puterinya berumur 8 tahun, ibunya baru
mencari tutornya ke rumah. Ketika Perang Dunia I bergolak, Agatha
bekerja menjadi perawat. Ketika itu usianya baru belasan.
Kemudian
ia bekerja di apotek rumah sakit yang banyak mengilhami cerita soal
racun dalam novel-novelnya di kemudian hari. Novel pertamanya lahir
setelah kakaknya, Madge, memberinya cabaran, apakah ia boleh menulis
novel. Cabaran itu ia jawab dengan novel pertamanya berjudul “The
Mysterious Affair at Styles” (Misteri di Styles). Dari sanalah ia meniti
karier sebagai novelis.
2. Frederick Douglass (1818–1895): Budak yang Belajar Autodidak
Frederick
adalah seorang asal Amerika Syarikat, yang dilarang sekolah. Meski
begitu ia pantang menyerah untuk belajar. Ia mulai dengan belajar
membaca dari seorang aktivis gerakan pembebasan perbudakan. Ia belajar
dari apa pun yang boleh ia baca.
Untuk
memperkaya ilmunya, Frederick selalu mencari kesempatan untuk berbicara
dengan orang-orang yang pengetahuannya lebih tinggi darinya. Terbukti
ia belajar secara efektif, kerana setelah bebas sebagai budak ia menjadi
penulis hebat, orator ulung, dan pemimpin gerakan pembebasan perbudakan
3. Lawrence Ellison (66 tahun): Membangun Oracle kerana Terinspirasi sebuah Paper
Lawrence
(Larry) Ellison adalah pembuat Oracle, perusahaan pembuat software
terbesar kedua dunia ketika ini. Seperti pengusaha di bidang teknologi
informasi lainnya yang kebanyakan drop-out perguruan tinggi, Larry pun
demikian. Ia keluar dari University of Illinois pada tahun keduanya
kuliah. Setelah itu ia membangun kariernya sebagai ahli data system. Ia
tertarik mendirikan Oracle pada tahun 1977 setelah terinspirasi dari
paper karya Edgar F. Codd mengenai database system berjudul “Relational
Model of Data for Large Shared Data Banks.”
4. Peter Jennings (1938 – 2005): Presenter Terkenal yang Tidak Lulus Sekolah
Presenter
terkenal ABC News ini sebenarnya tidak lulus sekolah. Jennings memulai
kariernya sejak usia 9 tahun. Ketika itu ia menjadi penyiar radio
anak-anak di Kanada. Ayahnya yang juga penyiar radio CBC dan sedang
bertugas di luar negeri berang ketika tahu anaknya jadi penyiar radio di
tempatnya bekerja. Ayahnya memang tidak menyukai nepotisme. Kegiatan
jadi penyiaran ciliknya tak lama. Peter lebih konsentrasi sekolah. Namun
sekolahnya tidak baik. Malah ia sempat tidak naik ke kelas 10. Menurut
pengakuannya ia bosan belajar ketika itu. Dia tidak tamat sekolah.
Ia
sebenarnya ingin sekali menjadi penyiar seperti ayahnya. Namun
kesempatan itu tidak mudah ia dapat. Ia lebih dulu bekerja di bank dan
sempat aktif di teater setempat. Baru pada usia 21 tahun ia boleh
mencapai impiannya menjadi penyiar radio. Setelah itu kariernya terus
menanjak dengan semangat autodidaknya yang tinggi hingga kemudian
menjadi wartawan dan penyiar televisyen kenamaan AS.
5. Anthony Robbins (50 tahun): Bekerja Sambil Belajar dari Pembicara Ternama
Ia
hanya tamat sekolah dan memulai kariernya dengan cara mempromosikan
seminar yang diadakan Jim Rohn. Ketika itu usianya baru 18 tahun. Ia
memanfaatkan kedekatan dengan Jim Rohn untuk belajar “happiness and
success life“. Tidak hairan jika ia tidak segan menyebut Jim Rohn
sebagai mentor pertamanya. Pada usia 22 tahun, Anthony Robbins mulai
belajar Neuro-Linguistic Programming (NLP) secara informal dari
penciptanya, John Grinder. Setelah belajar dari tokoh lain yang juga
secara informal, Robbins akhirnya boleh mengembangkan ilmu NLP menjadi
ilmu baru yang disebutnya Neuro-Associative Conditioning (NAC).
Belajar
yang boleh disebut autodidak (bukan di bangku sekolah atau perguruan
tinggi), Robbins akhirnya menjadi penulis buku laris dan motivator
terkenal di dunia. Ia sudah berbicara di hadapan lebih dari 50 juta
orang di lebih dari 50 negara. Jangan hairan, dari sisi finansial, dari
semula pemuda miskin, Robbins menjadi pembicara dengan tarif tinggi.
Dalam kariernya ia pernah menjadi salah satu penasihat (mantan) Presiden
AS Bill Clinton.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan