Alkisah,
pada zaman dahulu di sebuah desa, hiduplah keluarga pemburu dan
peternak berjiran. Untuk membantu saat berburu, si pemburu memiliki
anjing-anjing peliharaan yang galak namun kurang terlatih. Malangnya,
waktu di rumah, anjing-anjing itu sering melompat pagar dan melukai
domba-domba si peternak.
Walaupun
sudah diperingatkan untuk menjaga anjing-anjingnya, si pemburu tidak
mahu peduli. Hingga suatu hari, kembali salah satu kambing diserang dan
terluka cukup parah.
Habislah kesabaran si peternak! Setelah berfikir lama, ia memutuskan pergi ke kota untuk menemui seorang hakim yang bijaksana. Setelah sang hakim mendengarkan cerita si peternak itu, dia berkata bijak, "Peternak yang baik, saya sebagai hakim, terhadap aduanmu, bisa saja menghukum si pemburu untuk mengganti kerugianmu dan memerintahkan dia untuk merantai atau mengurung anjing-anjingnya. Tetapi, bila itu saya lakukan, kamu akan kehilangan seorang teman. Mana yang lebih kamu inginkan, teman atau musuh yang jadi tetanggamu?"
"Pak Hakim, jujur saja, walapun saya merasa dirugikan secara material, tetapi saya tidak ingin ada musuh, apa lagi jiran yang telah menjadi kawan saya sedari kecil," kata si peternak dengan suara murung.
"Jawaban yang baik dan bijak! Jika kamu ingin kambing-kambingmu selamat tetapi jiranmu menjadi teman yang baik, saya berikan sebuah cadangan...silakan kamu jalankan." Setelah mendengar saran sang hakim, si peternak langsung setuju.
Sesampainya di rumah, peternak itu segera menuju ke kandang dan memilih sepasang anak kambing yang sihat, kemudian menghadiahkannya kepada anak-anak jirannya. Keluarga si pemburu menerima hadiah itu dengan penuh gembira. Tak lama, anak-anak pun asyik bermain dengan anak-ank kambing yang lucu dan keesokan harinya mulai berkunjung ke rumah si peternak untuk belajar merawat kambing-kambing tersebut.
Melihat kebahagiaan anak-anaknya, tanpa diminta, si pemburu dengan sukarela mengurung anjing-anjingnya agar tidak mengganggu kambing-kambing kecil kesayangan anak-anaknya. Dan sejak saat itu pula, kambing-kambing si peternak pun selamat. Untuk membalas kebaikan si peternak, si pemburu selalu memberi hasil buruannya kepada peternak. Si peternak membalasnya dengan mengirimkan susu dan keju dari hasil daripada peternakannya.
Akhirnya, si pemburu dan si peternak pun kembali berjiran dengan bahagia.
Sahabat yang Luar Biasa!
Cara terbaik untuk "mengalahkan" dan mempengaruhi orang adalah dengan kebajikan dan kasih sesama manusia. Seperti dicontohkan pada cerita di atas, waktu keburukan dan sifat ego dibalas dengan kebaikan, ternyata hasilnya membawa manfaat dan kebahagiaan bersama.
Demikian pula dalam kehidupan ini, saat ego dikalahkan maka kemenangan akan memihak kepada kita. Saat perbuatan baik kita lakukan, sesungguhnya kita sedang melindungi diri sendiri dari kemalangan yang mungkin sedang mengintai. Mari, mulai membantu dan memberi perhatian kepada orang-orang di sekitar kita
Habislah kesabaran si peternak! Setelah berfikir lama, ia memutuskan pergi ke kota untuk menemui seorang hakim yang bijaksana. Setelah sang hakim mendengarkan cerita si peternak itu, dia berkata bijak, "Peternak yang baik, saya sebagai hakim, terhadap aduanmu, bisa saja menghukum si pemburu untuk mengganti kerugianmu dan memerintahkan dia untuk merantai atau mengurung anjing-anjingnya. Tetapi, bila itu saya lakukan, kamu akan kehilangan seorang teman. Mana yang lebih kamu inginkan, teman atau musuh yang jadi tetanggamu?"
"Pak Hakim, jujur saja, walapun saya merasa dirugikan secara material, tetapi saya tidak ingin ada musuh, apa lagi jiran yang telah menjadi kawan saya sedari kecil," kata si peternak dengan suara murung.
"Jawaban yang baik dan bijak! Jika kamu ingin kambing-kambingmu selamat tetapi jiranmu menjadi teman yang baik, saya berikan sebuah cadangan...silakan kamu jalankan." Setelah mendengar saran sang hakim, si peternak langsung setuju.
Sesampainya di rumah, peternak itu segera menuju ke kandang dan memilih sepasang anak kambing yang sihat, kemudian menghadiahkannya kepada anak-anak jirannya. Keluarga si pemburu menerima hadiah itu dengan penuh gembira. Tak lama, anak-anak pun asyik bermain dengan anak-ank kambing yang lucu dan keesokan harinya mulai berkunjung ke rumah si peternak untuk belajar merawat kambing-kambing tersebut.
Melihat kebahagiaan anak-anaknya, tanpa diminta, si pemburu dengan sukarela mengurung anjing-anjingnya agar tidak mengganggu kambing-kambing kecil kesayangan anak-anaknya. Dan sejak saat itu pula, kambing-kambing si peternak pun selamat. Untuk membalas kebaikan si peternak, si pemburu selalu memberi hasil buruannya kepada peternak. Si peternak membalasnya dengan mengirimkan susu dan keju dari hasil daripada peternakannya.
Akhirnya, si pemburu dan si peternak pun kembali berjiran dengan bahagia.
Sahabat yang Luar Biasa!
Cara terbaik untuk "mengalahkan" dan mempengaruhi orang adalah dengan kebajikan dan kasih sesama manusia. Seperti dicontohkan pada cerita di atas, waktu keburukan dan sifat ego dibalas dengan kebaikan, ternyata hasilnya membawa manfaat dan kebahagiaan bersama.
Demikian pula dalam kehidupan ini, saat ego dikalahkan maka kemenangan akan memihak kepada kita. Saat perbuatan baik kita lakukan, sesungguhnya kita sedang melindungi diri sendiri dari kemalangan yang mungkin sedang mengintai. Mari, mulai membantu dan memberi perhatian kepada orang-orang di sekitar kita
Tiada ulasan:
Catat Ulasan