22 Jun, 2012

JIWA BESAR BERKAT BESAR

Alkisah, seorang anak yang mengalami cacat tubuh dari lahir. Keadaan fizikalnya sejak kecil hingga  berusia 15 tahun ini sangat lemah. Berjalan pun harus menggunakan penyangga tubuh bahkan kerusi roda selalu dipersiapkan disekitarnya bila tubuhnya tidak lagi memiliki kekuatan untuk melakukan aktiviti.  Walaupun begitu, si pemuda kecil itu tidak pernah menampakkan raut muka yang sedih. Senyuman selalu menyungging di setiap kata-kata yang terlontar dari bibirnya. Mereka sekeluarga saling menyayangi dan memberi sokongan baik fizikal mahupun semangat.

Di suatu senja, ketika berdua menikmati matahari kembali keperaduan, si kakak membuka pembicaraan, "Dik, kita berandai-andai ni, kalau boleh atau kalau boleh memilih atau kalau ada yang Kamu inginkan dan ada yang mahu memberi, apa yang ingin Kamu ubah dalam kehidupanmu sekarang?" Sambil tersenyum santai si adik menjawab "Tidak ada." "Jangan terburu-buru menjawab. fikir baik-baik dulu. Jika Kamu diperbolehkan mengubah, apa yang ingin Kamu ubah?" Si kakak ingin mengulang pertanyaan yang sama. "Tidak ada! Tidak ada yang ingin aku ubah. Mengapa aku harus mengubahnya?" Tanyanya balik. "Kamu tidak mahu dapat berjalan sendiri? Kamu tidak ingin terlepas dari tongkat penyanggamu dan kerusi roda itu?" balas si kakak dengan nada sengit. "Ah.. tidak mahu. Kakak sendiri tahu, aku sudah boleh bermain bola dari kerusi roda dan kawan-kawanku juga senang bermain denganku. Pokoknya tidak ada apapun yang ingin aku ubah!" katanya.

Setelah berdiam beberapa saat, si adik meneruskan bicaranya, "Kak, jangan marah dulu. Sungguh kakak, tidak ada yang ingin aku ubah dalam kehidupanku sekarang, kerana aku tahu dan sedar, aku tidak mungkin boleh mengubah keadaan tubuhku yang lemah ini. Tetapi aku bahagia dan sangat bersyukur iaitu memiliki ayah, ibu, dan kakak yang sangat mencintaiku. Memiliki keluarga dan teman-teman yang baik, telah lebih dari cukup dari yang boleh aku harapkan. Aku tidak ingin mengubah semua ini dan menggantikannya dengan apapun." Segera si kakak berbalik dan memeluk adiknya sambil berbisik sayang "Terima kasih dik, kakak selalu menyayangimu."

Sahabat yang budiman,
Ramai orang menderita kehidupannya kerana tidak mampu menikmati apa yang telah diperolehnya, tetapi selalu mencari dan menginginkan sesuatu di luar jangkauannya, merasa sukses itu ada di sana bukan berada di sini.

Maka berbahagialah orang yang mampu menerima keadaan hari ini apa adanya, tanpa mengeluh, dan tanpa kasihan pada diri sendiri. Mampu menerima keadaan yang tidak boleh diubah dengan ikhlas dan rasa syukur itulah jiwa besar yang harus kita kembangkan di dalam mengarungi kehidupan ini agar kita tetap mantap dan tegar dalam menatap hari depan. Kita tersenyum saat  kita maju dan sukses itu adalah hal biasa namun boleh tetap tersenyum di saat kita di rundung kedukaan, itu barulah luar biasa! Itulah kekayaan hidup. Itulah pemenang sejati!

Tiada ulasan:

Catat Ulasan