|
Fikirkan! |
Dikisahkan, seorang
pemuda sedang berada di hujung tanduk. Ia terancam diberhentikan oleh
atasannya. Alasannya, ia telah melakukan kesalahan yang cukup serius.
Ia sebenarnya telah melakukan perjanjian pada hari sebelumnya untuk
bertemu seorang pelabur guna melakukan persefahaman berskala besar,
tetapi kerana sesuatu hal, ia terlambat. Pelabur tersebut telah menunggu
cukup lama dan tidak punya waktu lagi kerana jadual penerbangan ke luar
negeri, maka perjumpaan tersebut batal sehingga membuat perusahaan
tempatnya bekerja menderita kerugian.
Majikan marah atas apa yang telah
terjadi. Projek besar yang sudah ada di depan mata hilang begitu saja.
Meskipun pemuda tersebut berusaha menjelaskan alasan keterlambatannya,
atasannya tidak peduli dan tidak mahu tahu. Dengan wajah yang marah, ia
langsung memecatnya dengan tidak hormat dan mengimbau agar dirinya
tidak usah datang lagi esok. Pemuda tersebut sangat sedih, sekaligus
pasrah menerima keputusan atasannya.
Beberapa detik kemudian, telefon
majikan berbunyi. Wajahnya yang marah berubah menjadi pucat ketakutan
setelah mendengar berita bahawa ibunya kecelakaan dan terbaring di
rumah sakit. Tanpa berfikir panjang, ia segera bergegas menuju ke
hospital. Melihat keadaan itu, pemuda yang dipecat beserta karyawan
lain juga ikut menyusul.
Akhirnya mereka mereka tiba di hospital
tempat ibu atasan dirawat. Segera mereka menuju ke kamar pasien dengan
cemas untuk mengetahui keadaan pasien. Saat mereka tiba, pasien sedang
tertidur. Doktor menegaskan, "Ibu Anda sekarang selamat. Untung saja ia
cepat dibawa ke sini."
Majikan menatap ibunya dengan wajah
sedih. Tidak lama kemudian, mata ibunya mulai terbuka dan terbangun.
Mereka begitu bersyukur dan boleh bernafas lega. Tiba-tiba, mata ibunya
melebar seperti terkejut ketika menatap seorang pemuda yang dipecat
tadi. Sambil menunjuk pemuda itu, ia bertanya pada anaknya, "Siapa
pemuda itu?" Anaknya (majikan) menjawab, "Ia mantan karyawan saya. Tadi
pagi sudah saya pecat kerana terlambat. Projek saya gagal kerananya."
Ibunya langsung berkata, "Anakku. Dia terlambat kerana dia yang telah
menolong dan membawa ibu ke rumah sakit ini. Kalau tidak ada dia,
mungkin ibu tidak boleh diselamatkan lagi. Dialah penolong ibu. Kamu
harusnya berterima kasih padanya, bukan memecatnya. Sekarang kamu harus
minta maaf padanya dan pekerjakan dia kembali sebagai karyawanmu."
Anaknya begitu terkejut mendengar
kenyataan ini, begitu juga dengan karyawan lainnya. Dengan wajah
malu-malu, ia meminta maaf kepada pemuda yang tadi dipecatnya, kemudian
membatalkan pemecatan dan mengangkatnya kembali ke posisi yang lebih
tinggi kerana rela menolong nyawa seseorang meskipun tahu akan
kehilangan sebuah projek besar.
Pesan kepada pembaca:
Sering kali apa yang kita fikirkan
mengenai sesuatu atau seseorang tidak sesuai dengan kenyataan. Seperti
halnya pada cerita di atas dimana atasan tidak tahu dengan pasti apa
yang telah dilakukan karyawannya sehingga menyebabkan dirinya
terlambat.
Kita kadang merasa sudah tahu segalanya
dan merasa bahawa kita ini paling benar. Padahal apa yang kita ketahui
sangat sedikit sekali disebabkan keterbatasan pandangan mata dan
fikiran kita. Oleh kerana keterbatasan itulah, kita sering membuat
kesimpulan sepihak yang belum tentu benar 100%. Inilah yang membuat kita
sulit untuk memahami orang lain. Ketika orang lain bertindak tidak
sesuai dengan yang kita harapkan, kita cenderung main hakim sendiri
tanpa pernah mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kita menjadi
terlalu ego, merasa diri paling benar dan menganggap orang lain salah.
Begitu juga ketika kita memandang
sesuatu hal yang terjadi. Kita hanya melihat dan menafsirkan sendiri
sesuai dengan pemikiran kita. Kita akhirnya membuat kesimpulan dan
memberi erti dari kejadian itu. Saat itulah kita menganggap pemikiran
kitalah yang benar dan menilai salah pemikiran lainnya. Itulah sebabnya
mengapa dua orang mengalami peristiwa yang sama, tetapi reaksi mereka
sangat berbeza.
Dua orang karyawan dipecat. Satunya
bereaksi negatif dengan cara minum minuman keras, stres atau
marah-marah. Seorang lagi bereaksi positif dengan cara bekerja keras
agar boleh sukses melebihi atasannya. Dua orang memandang sesuatu yang
sama secara berbeza. Maka dari itu, mulai hari ini berusahalah untuk
lebih bijaksana menilai sesuatu atau seseorang. Dengan begitu, kita
akan lebih memahami prinsip dan nilai-nilai kehidupan yang lebih baik
dan bermakna.
|
Tiada ulasan:
Catat Ulasan