21 Jun, 2012

APA YANG KITA FIKIR BELUM TENTU BENAR

Fikirkan!
Dikisahkan, seorang pemuda sedang berada di hujung tanduk. Ia terancam diberhentikan oleh atasannya. Alasannya, ia telah melakukan kesalahan yang cukup serius. Ia sebenarnya telah melakukan perjanjian pada hari sebelumnya untuk bertemu seorang pelabur guna melakukan persefahaman berskala besar, tetapi kerana sesuatu hal, ia terlambat. Pelabur tersebut telah menunggu cukup lama dan tidak punya waktu lagi kerana jadual penerbangan ke luar negeri, maka perjumpaan tersebut batal sehingga membuat perusahaan tempatnya bekerja menderita kerugian.

Majikan marah atas apa yang telah terjadi. Projek besar yang sudah ada di depan mata hilang begitu saja. Meskipun pemuda tersebut berusaha menjelaskan alasan keterlambatannya, atasannya tidak peduli dan tidak mahu tahu. Dengan wajah yang marah, ia langsung memecatnya dengan tidak hormat dan mengimbau agar dirinya tidak usah datang lagi esok. Pemuda tersebut sangat sedih, sekaligus pasrah menerima keputusan atasannya.


Beberapa detik kemudian, telefon  majikan berbunyi. Wajahnya yang marah berubah menjadi pucat ketakutan setelah mendengar berita bahawa ibunya kecelakaan dan terbaring di rumah sakit. Tanpa berfikir panjang, ia segera bergegas menuju ke hospital. Melihat keadaan itu, pemuda yang dipecat beserta karyawan lain juga ikut menyusul.


Akhirnya mereka mereka tiba di hospital tempat ibu atasan dirawat. Segera mereka menuju ke kamar pasien dengan cemas untuk mengetahui keadaan pasien. Saat mereka tiba, pasien sedang tertidur. Doktor menegaskan, "Ibu Anda sekarang selamat. Untung saja ia cepat dibawa ke sini."


Majikan menatap ibunya dengan wajah sedih. Tidak lama kemudian, mata ibunya mulai terbuka dan terbangun. Mereka begitu bersyukur dan boleh bernafas lega. Tiba-tiba, mata ibunya melebar seperti terkejut ketika menatap seorang pemuda yang dipecat tadi. Sambil menunjuk pemuda itu, ia bertanya pada anaknya, "Siapa pemuda itu?" Anaknya (majikan) menjawab, "Ia mantan karyawan saya. Tadi pagi sudah saya pecat kerana terlambat. Projek saya gagal kerananya." Ibunya langsung berkata, "Anakku. Dia terlambat kerana dia yang telah menolong dan membawa ibu ke rumah sakit ini. Kalau tidak ada dia, mungkin ibu tidak boleh diselamatkan lagi. Dialah penolong ibu. Kamu harusnya berterima kasih padanya, bukan memecatnya. Sekarang kamu harus minta maaf padanya dan pekerjakan dia kembali sebagai karyawanmu."


Anaknya begitu terkejut mendengar kenyataan ini, begitu juga dengan karyawan lainnya. Dengan wajah malu-malu, ia meminta maaf kepada pemuda yang tadi dipecatnya, kemudian membatalkan pemecatan dan mengangkatnya kembali ke posisi yang lebih tinggi kerana rela menolong nyawa seseorang meskipun tahu akan kehilangan sebuah projek besar.


Pesan kepada pembaca:

Sering kali apa yang kita fikirkan mengenai sesuatu atau seseorang tidak sesuai dengan kenyataan. Seperti halnya pada cerita di atas dimana atasan tidak tahu dengan pasti apa yang telah dilakukan karyawannya sehingga menyebabkan dirinya terlambat.


Kita kadang merasa sudah tahu segalanya dan merasa bahawa kita ini paling benar. Padahal apa yang kita ketahui sangat sedikit sekali disebabkan keterbatasan pandangan mata dan fikiran kita. Oleh kerana keterbatasan itulah, kita sering membuat kesimpulan sepihak yang belum tentu benar 100%. Inilah yang membuat kita sulit untuk memahami orang lain. Ketika orang lain bertindak tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita cenderung main hakim sendiri tanpa pernah mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kita menjadi terlalu ego, merasa diri paling benar dan menganggap orang lain salah.


Begitu juga ketika kita memandang sesuatu hal yang terjadi. Kita hanya melihat dan menafsirkan sendiri sesuai dengan pemikiran kita. Kita akhirnya membuat kesimpulan dan memberi erti dari kejadian itu. Saat itulah kita menganggap pemikiran kitalah yang benar dan menilai salah pemikiran lainnya. Itulah sebabnya mengapa dua orang mengalami peristiwa yang sama, tetapi reaksi mereka sangat berbeza.


Dua orang karyawan dipecat. Satunya bereaksi negatif dengan cara minum minuman keras, stres atau marah-marah. Seorang lagi bereaksi positif dengan cara bekerja keras agar boleh sukses melebihi atasannya. Dua orang memandang sesuatu yang sama secara berbeza. Maka dari itu, mulai hari ini berusahalah untuk lebih bijaksana menilai sesuatu atau seseorang. Dengan begitu, kita akan lebih memahami prinsip dan nilai-nilai kehidupan yang lebih baik dan bermakna.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan